Arsip

Archive for Januari, 2012

Dunia Fashion


fashion pakaian masa kini
Trend Pakaian Masa Kini

Remaja punya banyak cara untuk mencari perhatian. Beberapa di antaranya adalah tampil dengan nyeleneh, tampil beda dari yang lain. Mulailah mereka terlihat aneh dengan penampilan yang kadang mengundang kontroversi. Orangtua dan gurupun jadi cemas karena apa yang ditampilkan itu dinilai melenceng dari adat ketimuran. Busana serba minim bagi remaja wanita sangat disukai. Sedangkan yang pria tampil lebih percaya diri dengan acesories di tubuhnya.

Remaja memang suka tampil aneh-aneh, hal ini sering dilontarkan ketika mengamati penampilan mereka di beberapa tempat umum. yang tak lazim dapat dicermati dari cara busana dan performance fisik mereka. yang berkomentar ini adalah cara remaja mencari perhatian untuk menunjukkan siapa dirinya. Namun tak jarang juga yang cukup maklum dengan keadaan ini.

Tampilan busana remaja sangat bergantung dari mode yang sedang trend. Trend ini tentu saja dibawa oleh para idola remaja yang bisa saja memberi inspirasi mereka dari segi penampilan. Misalnya sekarang lagi trend baju korea. Termasuk ketika beberapa dari remaja tampil dengan busana yang minim, tatto permanen di tubuhnya atau tindik yang tak hanya ada di telinga sebagaimana wajarnya. Berpakaian modis boleh-boleh saja. Apalagi buat mahluk berseragam biru putih yang masih remaja. Bagaimana sebaiknya menyikapi hal ini? Membiarkan saja sebagai bagian dari rasa maklum karena mereka sedang mencari identitas diri? Bila remaja diberi suatu pengertian, bagaimana cara bijaksana menyampaikannya?

Mode busana memang terus berganti dari waktu ke waktu. Misalnya dulu model gombrong, sekarang seperti baju korea, dan lainnya. Dan rasanya, banyak remaja yang merasa kurang gaul kalau tidak mengikuti tren busana itu. Sesungguhnya boleh-boleh saja berbusana modis mengikuti tren mutakhir. Tapi, remaja harus mempertimbangkan juga norma-norma yang berlaku di sekitarnya.

Tapi, supaya cara berpakaian remaja tidak ‘kebablasan’ beberapa hal dibawah ini menjadi acuan dalam berbusana yaitu. Pilihlah busana yang sopan, serta sesuai dengan adat dan agama karena masih banyak busana yang modis dan ngetrend tapi sekaligus pula sopan.

BPb 0200

FID 004

BPG 2003

Casual CBR SIX

FTR 007

FTR 007
MOdel

Fashion

Kategori:Style Anak Muda

Casual Fashion Wanita


CLC 04

Baju casual memang lebih banyak di minati, selain memberikan kesan nyaman saat di pakai juga bisa tampil modis.

Padu padan baju casual lebih banyak dan bervariatif, tidak hanya terpaku pada celana jeans dan tshirt saja tapi bisa juga menggunakan blouse, kemeja dan juga rok.
Untuk celana jeans memang lebih di minati untuk memadukan baju casual apalagi untuk pria yang rata-rata lebih suka menggunakan celana jeans dari pada celana kain karena lebih nyaman.

Baju casual tidak hanya di pakai saat acara santai, di beberapa kantor yang memang tidak menuntut berpakaian formal baju model ini dapat di gunakan.
Fashion casual atau santai adalah fashion busana yang biasanya dipakai pada waktu santai atau rekreasi. Gaya casual adalah penyempurnaan gaya sportif yang menjadikannya lebih rapi dan trendi. Para pria yang cenderung sporty pastinya sangat Umumnya, orang memanfaatkan weekend untuk bersenang-senang dan santai bersama teman, atau keluarga tercinta. Dan biasanya, busana casual menjadi pilihan untuk menikmati akhir pekan.

Selain mudah dikenakan, busana casual juga terasa nyaman. Namun, Anda juga harus tetap modis dan gaya. Nah, ada lima item wajib agar gaya casual Anda semakin ok.

Jins Biru

Bisa dibilang, jins biru adalah ‘seragamnya’ busana casual. Pilih satu jins terbaik yang sesuai bentuk tubuh dan mengaksentuasi keindahan tubuh Anda. Apakah potongan yang melebar (flare), skinny, lurus atau boot cut.

Celana Pendek

Saat jins panjang terlalu panas untuk dikenakan di siang hari yang terik, celana pendek bisa jadi alternatif berbusana casual. Ada banyak celana dengan ukuran panjang yang bisa Anda pilih. Hot pants, short pants, Anda bebas mencocokkannya sesuai bentuk tubuh.

T-Shirt

Kaos adalah pilihan berbusana casual yang paling nyaman dan santai. Buat statement gaya dengan kaos berkerah (logo shirt), atau tampil playful dengan motif garis, corak bunga dan tekstur. Anda juga bisa bergaya edgy dan unik dengan kaos berpotongan asimetris, atau dengan detail ala rocker seperti studs, rantai juga sequin.

Rok dan Gaun Katun

Ada kalanya Anda ingin tampil lebih rapi dan stylish dengan busana casual, saat menghadiri reuni teman lama atau perayaan ulang tahun teman di mall. Kenakan saja rok atau gaun berbahan katun. Terkesan santai, tapi lebih sopan dan rapi. Anda bisa pilih gaun selutut dengan aksen kancing dan kantong, rok A-line, atau full skirt jika ingin tubuh nampak sedikit bervolume. Dengan rok dan gaun katun, Anda akan terlihat cantik dan feminin.

Sneakers

Sekarang ini banyak desain sneakers yang tidak terlalu sporty, tapi lebih fashionable. Pilih yang memiliki kombinasi warna terang, misalnya sepatu putih dengan aksen garis hijau atau kombinasi kulit sintetis dengan suede, juga variasi aksen tali. Selain menambah kesan fun pada busana casual, sneakers juga sangat bersahabat dengan kaki Anda.

CLC 011

CLC 013

CLC 015

CLC 017

CLC 018

CLC 019

CLC20

CLC 22

CLC 024

CLC 26

FID 089

FID 091

FID 106

FID 108

FTR 002

FTR OO4

FTR 010

HRD 003

HRD 005

SIX 005

SIX 007

SIX 008

SIX 010

XTF 011

Kategori:Style Anak Muda

Jaket Ala Korean


Jaket dulu identik dengan dingin. Saat ini, fungsi jaket sudah sangat berubah.

Saat ini, didunia anak muda, jaket sudah menjadi bagian dari cara berpakaian mereka. Menurut mereka, menggunakan jaket akan membuat mereka nampak gaya dan cool, dan satu lagi membuat mereka semakin percaya diri dengan penampilan mereka saat ini

Anak-anak muda menyebut jaket ini sebagai jaket gaul. Ada berbagai macam jaket yang dianggap gaul oleh anak-anak muda itu, salah satunya dapat kalian lihat pada model jaket satu ini , Dulu memang jaket ini dipergunakan pada saat cuaca lingkungan diluar lingkungan dalam kondisi dingin , tapi mode fungsi sudah beralih , dapat digunakan dalam segala kondisi , jaket ini sendiri kebanyakan mengadopsi dari cara berpakaian orang luar negeri seperti eropa khusunya kawasan baltik ,Korean,Japan. Bagaimana menurut kalain menarik !!

Kategori:Style Anak Muda

Hobby Backpack


Dieng biasanya dijadikan senjata andalan Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah. Jarangjarang ada satu lokasi yang punya banyak spot wisata begini.
SEMUA SPOT TERJADI secara alamiah, kecuali candi-candi yang dibangun sekitar abad ke-8, Dieng Theatre, dan Museum
Dieng Kailasa. Lokasi Dieng yang sudah ada di dataran tinggi saja sudah bisa jadi daya tarik. Rata-rata spot wisata Dieng ada di ketinggian 2.000 mdpl, yang jelas dingin.Dari sekian banyak spot wisata, ada beberapa jawara yang biasanya jadi rekomendasi orang-orang. Kalau ke Dieng ya harus ke situ, di antaranya Telaga Warna & Telaga Pengilon, Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Gunung Sikunir (2.263 mdpl), dan Dieng Theatre. Kesemuanya ini letaknya relatif
berdekatan, jadi bisa lah digarap semua dalam sehari.Candi di pelataran DiengSalah satu koleksi Museum Kaliasa
Banyak spot lain yang sebetulnya juga terhitung tempat wisata, cuma lebih jarang diomongin orang-orang, yaitu Telaga Merdada, Telaga Cebong, Kawah Sileri, Kawah Sinila, Kawah Candradimuka, Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Dwarawati, Candi Setyaki, Candi Sembrada, Gua Semar, Gua Sumur, Gua Jaran,
dan mata air Sungai Serayu (Tuk Bima Lukar).Kalau mau tambahan, masih ada Gunung Pakuwaja (2.395 mdpl), Gunung
Prahu (2.565 mdpl), Telaga Dringo, Telaga Nila, Kawah Timbang, Kawah Sibanteng, Kawah Siglagah, dan Kawah Sikendang.
Segitu banyak spot jelas tidak bisa digarap dalam sehari. Semuanya itu punya rentang yang lumayan lebar, sekitar 15 km
dari ujung ke ujung, itupun bukan dalam satu garis lurus. Ada yang musti masuk ke dalam beberapa kilometer.Itu baru di Dieng, sebelum menuju Dieng sebetulnya ada beberapa spot lagi yang jarang orang ke sana. Di Garung (kecamatan
terakhir sebelum Dieng), ada Telaga Menjer. Juga ada kebun Teh Tambi. Kebun teh Tambi punya pintu masuk di pinggir jalan, sehingga lebih mudah menemukannya dibanding Telaga Menjer yang harus masuk sekitar 3 km dari
jalan utama Wonosobo-Dieng.Mulai Garung sampai Dieng (sekitar 12 km) jalannya sudah aspal bagus dan punya
karakter khas jalan pegunungan, naik turun dan berkelok-kelok. Di kanan kiri jalan, mudah ditemukan tanaman sayur-mayur, terutama kentang.
Dieng mencakup wilayah yang cukup besar, tapi buat supir mikrobis, definisi Dieng adalah sebuah pertigaan besar pusat kehidupan Dieng. Di sana banyak homestay, tempat makan, swalayan, dsb.Rata-rata ketinggian tempat wisata
di Dieng di atas 2.000 mdpl. Karena itulah terkadang muncul embun berbentuk butiran es di waktu pagi, biasanya disebut bunpas. Buat wisatawan, fenomena ini unik, tapi buat penduduk lokal yang mayoritas petani sayuran, ini bencana karena bisa bikin tanaman rusak. Bunpas itu artinya embun racun.Ada beberapa pos pintu masuk ke area wisata. Anehnya tiap pintu masuk punya harga tiket yang beda, ada yang Rp 6.000, ada yang Rp 12.000. Tiket yang harganya Rp 12.000 itu untuk masuk ke empat spot utama: Telaga Warna & Pengilon, Candi Arjuna,
Kawah Sikidang, dan Dieng Plateu Theatre. Sedangkan tiket yang Rp 6.000 hanya untuk masuk ke dua tempat. Petugas penjaga loket punya info yang padat tentang rute, sejarah singkat, juga tempat menginap yang murah.Pada pertengahan 2011, sempat marak berita di banyak media massa bahkan sampai milis, tentang status Siaga Dieng. Kalau mendengar beritanya memang tidak enak didengar. Malah dikabarkan sampai tikus-tikus mati segala. Gambarannya seakanakan Dieng tidak layak dikunjungi.Padahal tidak separah itu. Kawah Timbang, yang jadi pusat pemberitaan itu, letaknya jauh dari tempat-tempat wisata yang dikunjugi. Kalau dihitung dari pusat wisata Dieng (Telaga Warna, Kawah Sikidang, dkk)
jaraknya belasan kilometer. Gara-gara berita ini wisatawan sempat drop.Beberapa minggu kemudian dibuatlah acara Dieng Culture Festival (DCF) II. Event ini membuat sedikit banyak orang sadar bahwa Dieng itu aman buat wisatawan. Nyatanya acara itu ramai tuh. Efek lanjutannya, paradigma bahwa Dieng itu bahaya jadi netral lagi.Tiga hari perhelatan DCF II baru selesai. Ada banyak acara di dalamnya, tapi yang sering dibicarakan orang adalah acara pamungkasnya, yaitu pemotongan rambut gimbal.
TELAGA WARNA DAN TELAGA PENGILON
Keduanya terletak berdempetan dan hanya terpisah sederet pohon cemara. Disebut Telaga Warna karena warnanya suka berubah, kadang biru, kadang hijau, kadang magenta.

DIENG ITU AMAN
BUAT WISATAWAN.

Telaga Pengilon tidak punya perubahan warna seperti yang terjadi di Telaga Warna, padahal keduanya hanya berjarak
beberapa meter.Terkadang, bau belerang tercium menyengat. Di beberapa tempat, terlihat pinggir telaga seperti air mendidih. Asap putih keluar, itulah sumber keluarnya bau belerang. Tapi karena udaranya terbuka, jadi relatif
tidak berbahaya. Di telaga, banyak itik yang berenang dan terkadang terbang di seputaran telaga.Kata orang lokal, memang disitulah habitat mereka

ORDINAT
Jalan setapak menghubungkan parkiran
dengan. Candi Arjuna dan beberapa candi lain
seperti Puntadewa, Semar, dan Sembrada.
KAWAH SIKIDANG
Banyak orang bilang kalau ke Dieng
ya harus ke Kawah Sikidang. Pamornya
sebelas dua belas lah sama Telaga Warna.
Sebetulnya area ini bahaya, banyak celahcelah kecil yang mengeluarkan gelembung
seperti air mendidih. Kalau diinjak bisa
melepuh. Tapi mau bagaimana lagi, Sikidang
sudah terlanjur indah, jadi tetap saja banyak
yang datang. Untungnya pemerintah situ juga
membuka daerah itu, tentu dengan warning di
sana-sini. Tinggal pintar-pintarnya pengunjung
jaga diri saja.
Bau belerang khas kawah aktif
biasanya menjadi keluhan wisatawan. Jangan
lama-lama di Sikidang karena bisa bahaya
buat kesehatan, selain juga, apa kuat? Bau
lumayan ternetralisir dengan masker. Di sana
banyak yang menjual masker, harganya tidak
lebih dari Rp 2.000.

KAWAH CANDRADIMUKA
DIAMBIL DARI NAMA
TEMPAT BERSATUNYA
BERBAGAI SENJATA
PUSAKA DENGAN TUBUH
GATOT KACA.

CANDI ARJUNA
Nama-nama candi di Dieng, termasuk Arjuna, diambil dari nama-nama dalam kisah Mahabarata. Juga Kawah Candradimuka yang diambil dari nama tempat bersatunya berbagai senjata pusaka dengan tubuh Gatot Kaca.Beberapa candi pendamping membuat candi utama dalam komplek Candi Arjuna semakin gagah. Di sekeliling komplek, tidak ada pohon besar sehingga Candi Arjuna bisa dilihat dari kejauhan dengan jelas.Motor tidak bisa masuk ke dalam komplek. Pengunjung biasanya meletakkan
kendaraannya di parkiran yang dikelilingi banyak tempat makan, lalu berjalan kaki ke komplek candi sekitar 200 meter.
Jalan setapak menghubungkan parkiran dengan. Candi Arjuna dan beberapa candi lain seperti Puntadewa, Semar, dan Sembrada.KAWAH SIKIDAN Banyak orang bilang kalau ke Dieng ya harus ke Kawah Sikidang. Pamornya sebelas dua belas lah sama Telaga Warna. Sebetulnya area ini bahaya, banyak celahcelah kecil yang mengeluarkan gelembung seperti air mendidih. Kalau diinjak bisa melepuh. Tapi mau bagaimana lagi, Sikidang sudah terlanjur indah, jadi tetap saja banyak
yang datang. Untungnya pemerintah situ juga membuka daerah itu, tentu dengan warning di sana-sini. Tinggal pintar-pintarnya pengunjung jaga diri saja.Bau belerang khas kawah aktif biasanya menjadi keluhan wisatawan. Jangan
lama-lama di Sikidang karena bisa bahaya buat kesehatan, selain juga, apa kuat? Bau lumayan ternetralisir dengan masker. Di sana banyak yang menjual masker, harganya tidak lebih dari Rp 2.000.

KAWAH CANDRADIMUKA
DIAMBIL DARI NAMA
TEMPAT BERSATUNYA
BERBAGAI SENJATA
PUSAKA DENGAN TUBUH
GATOT KACA.

Dalam bahawa Jawa, sikidang artinya kijang. Sifat letupan kawah ini mirip sifat kijang yang suka lompat lompat. Legenda panjang tentang sikidang mudah dijumpai di banyak artikel di internet.
GUNUNG SIKUNIR
Tempat yang ini butuh perjuangan lebih buat menggapainya. Selain tempatnya mencil (sekitar 4 km) dengan area wisata
utama. Jalannya pun bukan jalan yang mulus.Biasanya, orang ke Gunung Sikunir untuk mengejar sun rise. Jadi kebayang kan jam berapa harus bangun dan di jam segitu suhunya gimana. Mayoritas wisatawan kalau ke sana pakai jasa guide.
Sudah jauh, mesti pagi-pagi buta, bayar guide pula. Walaupun begitu, banyak yang merekomendasikan tempat ini. Tempat
terbaik di Dieng buat kejar sun rise ya di Sikunir ini. Kalau hoki, tidak terhalang awan, bisa jelas terlihat Gunung Sindoro.
DIENG THEATRE
Tempatnya lumayan enak. Kursinya total sekitar 40, tidak kalah lah sama kursi Bioskop 21. Layarnya juga proporsional. Durasi video sekitar 20 menit. Tempat ini bagus sekali buat yang mau tahu gambaran besar Dieng. Di video itu dijabarkan potensi alam Dieng, sosial kemasyarakatan, kejadian-kejadian heboh yang pernah ada di Dieng.

Sikunir, tempat favorit mengejar sunrise

Menurut video itu, terkadang kalau musim kemarau, embun yang biasa ada di tumbuh-tumbuhan waktu pagi itu bentuknya
es, bukan air. Video itu juga menjelaskan keunikan anak-anak Dieng yang berambut gimbal secara alami. Tidak semua anak Dieng

TEMPAT TERBAIK
BUAT KEJAR SUNRISE
YA DI SIKUNIR INI.

berambut gimbal. Mereka sendiri pun tidak tahu kenapa anak si anu gimbal, tapi anak si anu berambut lurus. Biasanya mereka buat upacara khusus, ada makan-makannya, lalu menggunting rambut gimbal si anak. Biasanya, setelah upacara itu, rambut mereka menjadi lurus.

JALAN PALING MUDAH dan umum menuju Dieng adalah dari Wonosobo. Dari kota Wonosobo tinggal naik sekali ke Dieng. Ada
jalur lain yang menantang dan jarang banget orang coba, yaitu dari Pekalongan. Yang ini lumayan melelahkan tapi pemandangannya seru

MENUJU WONOSOBO
Dari mana-mana ke Wonosobo cuma ada bus, tidak ada jalur kereta, tidak juga bandara.
Dari Jakarta:
Ada bus langsung dari Terminal Kampung Rambutan, Rawamangun, Lebak Bulus.
Tarif ekonomi
Rp 60.000 – Rp 65.000,
tarif AC
Rp 70.000 – Rp 75.000.
Dari Semarang:
Ada bus langsung dari Terminal Terboyo, tarif ekonomi Rp 15.000.
Dari Jogja:
Jogja-Magelang-Wonosobo.
Micro bus Jogja (Giwangan) – Magelang (Rp 12.000; 1 jam). Micro bus Magelang – Wonosobo (Rp 15.000; 2 jam)

MENUJU DIENG
Terminal besar Wonosobo (tempat busbus AKAP) menuju terminal micro bus jalur Wonosobo – Dieng.
Lanjut naik micro bus jurusan WonosoboGarung-Dieng-Batur turun di Dieng (Rp 7.000; 1 jam; 26 km)
JALUR ALTERNATIF
Pekalongan – Kali Bening – Wanayasa -Batur – Dieng.
Pekalongan-Kali Bening naik bus besar (Rp 20.000; 3 jam).
Kali Bening-Wanayasa naik mikro bus
(Rp 4.000).
Wanayasa-Batur naik pick up plat hitam (Rp 5.000).
Batur-Dieng naik mikro bus
(Rp 3.000)

WAKTU TERBAIK
Musim kemarau. Kalau musim hujan, susah ke manamana karena hujan terus dan banyak kabut yang ganggu pemandangan sun
rise di Gunung Sikunir. Lagipula, kalau musim hujan, jalan keliling Dieng sulit, walau pakai payung.

PENGINAPAN
* Losmen Arjuna atau Losmen
Cempaka; Rp 150.000 (hari biasa); Air hangat, 2 kasur besar, muat sampai 6 orang.
* Losmen Asri; Rp 25.000; muat untuk 2 orang

TIPS
* Bawa jaket tebal!
* Jangan cuma 1 hari di Dieng.
* Terkadang, ada losmen yang tidak menyediakan selimut, persiapkan untuk itu.

BEBERAPA AKTIVITAS PILIhAN
1. Tracking keliling Telaga Warna dan Pengilon.
2. Mancing di Telaga Cebong.
3. Wisata Budaya: Candi Arjuna, Candi Bima, Candi Gatotkaca, dll.
4. Nonton review Dieng di Dieng Theatre.
5. Melihat langsung anak-anak kecil berrambut gimbal alami.

KEJADIAN STATUS DAERAH Kawah
Timbang menjadi Siaga pada Juli 2011 lalu bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Pada tahun 1979, kejadian serupa yang jauh lebih parah, juga terjadi di Kawah Timbang.Di suatu subuh, tiba-tiba Kawah Timbang mengeluarkan gas CO2 akibat terpicu letusan Sinila. Memang Kawah Timbang diketahui menyimpan CO2 berkonsentrasi tinggi yang itu jelas beracun buat manusia. Menurut Wikipedia, 149 jiwa melayang dan banyak ternak mati. Kejadian itu sangat tiba-tiba, tidak ada tanda apa-apa, tidak ada penaikan status menjadi Siaga, tidak ada pemberitahuan apapun.Ilustrasi kejadian ini tergambarkan
bagus dalam video 20 menit yang diputar di Dieng Theatre. Di situ digambarkan, warga berlarian malah justru ke tempat gas beracun. Mereka terjebak di dalamnya dan meninggal.Kawah Timbang dan Kawah Sinila letaknya jauh dari spot-spot wisata Dieng (lebih dari 10 km) yang biasa dikunjungi wisatawan. Jadi, ini seharusnya tidak berpengaruh pada industri pariwisata Dieng. Namun, terkadang wisatawan sudah enggan duluan karena menganggap bahwa keseluruhan Dieng berbahaya. Paradigma ini menyulitkan masyarakat Dieng yang hidupnya sudah tergantung dengan industri pariwisata.

Tidak Cukup Sehari
Harus rombak jadwal karena ternyata Dieng punya belasan situs.

KALI INI TUJUAN utamaku Dieng. Akhir Maret 2011, aku berangkat dari Surabaya lewat Magelang. Pagi itu, aku sarapan dengan Nasi Megono. Katanya sih, khas Wonosobo. Bagian yang paling unik dari Nasi Megono adalah campuran potongan sayur yang diaduk rata dengan nasinya.
Wonosobo-Dieng ternyata masih 2 jam lagi. Sampai di Dieng, aku berjalan menuju sebuah pos penjagaan. Seorang wanita
menyodorkan tiket terusan seharga Rp 12 ribu. Di tiket itu tertulis 4 kawasan wisata yang termasuk dalam harga tiket: Telaga Warna & Pangelon, Kompleks Candi Arjuna, Kawah Sikidang, dan Theater Dieng. Di balik tiket ada peta keempat
tempat itu, tapi tidak jelas patokannya apa, beloknya di mana, jaraknya berapa. Jadi, peta itu buatku cuma pemanis tiket saja.Menuju Telaga Warna, aku berjalan dari sebuah jalan becek yang ditunjuk oleh petugas pos. terakhir aku baru tahu bahwa itu bukanlah “jalan resmi”. Aku terus telusuri jalan melingkar itu sampai ketemu Telaga Pengilon, itu semua sampai keliling penuh makan sekitar 1 jam.

Telaga Warna baru terlihat kerennya kalau sudut pandang kita agak tinggi. Kalau cuma dari pinggirnya saja mah biasa banget. Banyak semacam didihan air di pinggir telaga, kelihatannya panas.Aku jalan terus, tiba-tiba aku tembus di pintu masuk telaga. Loh, berarti tadi aku lewat jalan belakang ya. Pantas kok jalannya agak aneh, sepi tidak terurus, ada kemenyankemenyan pula.Di dekat situ ada Teater Dieng. Perlu naik tangga yang lumayan tinggi dulu kalau lewat pintu masuk utama. Videonya singkat tapi padat informasi. Tempat duduknya enak, ruangan gelap, dingin, wah cocok buat tidur.
Setelah beres nonton video Dieng, aku mampir ke penjual kentang goreng yang mangkal persis di depan teater. Kentang
dan jamur termasuk makanan khas Dieng Sewadah kentang goreng yang besarnya sekitar ukuran medium di restoran fast food itu harganya Rp 5.000.
Aku jalan kaki ke arah Sikidang. Tapi karena dasar sok tahu, aku tidak tanya-tanya, walhasil nyasar.Aku lanjut jalan ke komplek Candi Arjuna. Karena tidak paham sejarahnya, jadi buatku terkesan biasa saja. Di dekat kompleks
Candi Arjuna ini ada beberapa candi lagi yang lebih kecil. Bangunannya ya begitu-begitu juga. Ada beberapa anak tangga yang menuju dalam candi. Hanya ada ruangan gelap tinggi sempit di dalamnya.Aku pulang, menginap di rumah saudaraku di daerah Garung (kecamatan tetangga Dieng). Di sini saja kalau tidur dinginnya sampai ke tulang, apalagi di Dieng Setelah Subuh, aku berjalan menuju Telaga Menjer. Dari pasar Garung sekitar 1 jam jalan kaki. Jalannya aspal tapi nanjak terus, jadi, yah lumayan pegal juga.Akhirnya sampai. Tapi mana telaganya? Dari pinggir halaman rumput, aku
tidak bisa melihat apa-apa ke bawah. Hanya ada sedikit bayangan pohon, selebihnya tertutup kabut. Satu-per-satu anak tangga aku turuni, makin lama makin jelas terlihat telaga besar yang tenang.Tangga paling bawah langsung
bersentuhan dengan telaga, tidak ada jalan ke mana-mana lagi. Ujungnya ya itu. Beberapa bebek kayuh tertambat di pinggir telaga, dihiasi dengan sampah-sampah plastik di sekelilingnya. Mereka menunggu majikan yang menyewanya, biasanya ramai pada hari libur (kata warga lokal), tapi menurut salah satu blogger yang pernah Minggu di sana, sepi juga tuh.
Bukit-bukit di sekeliling Telaga Menjer semakin jelas tampak seiring hilangnya kabut selimut Telaga Menjer. Tapi tetap tidak terlihat aktivitas. Bebek-bebek kayuh tetap diam walau sudah lama dirubung sampah. Air telaga tetap tidak beriak. Sekembalinya aku ke pintu telaga juga tetap tidak ada orang

Waktu liburanku habis, padahal masih banyak spot di Dieng yang belum disambangi. Padahal aku sudah tambah waktu
1 hari, tapi tetap saja banyak sisa spot yang belum tergapai.Aku pamit dari Wonosobo lalu mencari akses ke Pantura.

Kata lonely planet terbitan 2008, ada jalan yang menghubungkan Wonosobo dengan Pekalongan, yaitu lewat Batur. Bis Batur-Pekalongan ongkosnya Rp 12.000. Kemudian aku baru tahu bahwa informasi itu tidak valid. Tidak ada bus
langsung Batur-Pekalongan. Harus naik turun beberapa kali. Pertama Batur-Wanayasa naik pick up modif berplat hitam. Kedua Wanayasa-Kalibening naik mikrobis. Ketiga Kalibening-Pekalongan naik bis besar.

Tradisi Potong Gimbal

Jangan heran kalau sedang jalan-jalan ke Dieng lalu melihat bocah berambut gimbal keluyuran. Sebagian bocah di
Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, memiliki bakat berambut gimbal. Ini terjadi secara alamiah, tidak
ada keterangan medis yang dapat menjelaskannya.

PROSES PENGGIMBALAN TIDAK
terjadi begitu saja. Saat lahir, si anak gimbal punya rambut yang sama seperti anak lain. Rambut gimbal baru muncul pada usia balita. Umumnya diawali dengan gejala demam tinggi dan mengigau waktu tidur. Gejala ini tidak bisa diobati. Si anak akan sembuh dengan sendirinya, kemudian rambut mereka perlahan menjadi kusut dan menyatu sehingga terbentuklah gimbal dengan sempurna.
Mau dikeramas pakai sampo apapun, tetap saja menjadi gimbal. Bahkan, sekalipun sudah dipotong, gimbal akan kembali muncul
Menurut kepercayaan penduduk lokal, dan memang biasanya begitu, rambut gimbal tersebut tidak dapat hilang kecuali
diruwat. Dalam ruwatan tersebut, dilakukan pencukuran rambut dengan didoakan oleh sesepuh atau pemangku adat. Si anak menjadi raja sesaat, karena permintaanya harus dipenuhi, sesulit apapun itu. Kalau tidak, rambut gimbalnya tidak bisa hilang. Masyarakat lokal meyakini bocah gimbal itu merupakan titisan dari Kyai Kolodete yang dipercaya sebagai leluhur
dataran tinggi Dieng. Semasa hidupnya, Kolodete memiliki rambut gimbal. Konon ketika meninggal, beliau berpesan agar keturunannya membantu menghadapi gangguan rambut gimbal yang dirasa cukup mengganggu. Maka diwariskanlah rambut
gimbal ini ke anak cucunya.

Pada Dieng Culture Festival/DCF (1-3 Juli 2011) kemarin, ritual ruwat pencukuran rambut gimbal dilakukan. Ini
merupakan tahun kedua penyelenggaraan DCF. Pada tahun pertama, acara ruwatan cukur rambut gimbal juga dijadikan sebagai menu utama festival.Sebenarnya ruwatan itu sendiri bisa dilakukan kapan saja. Namun sekalian meningkatkan pariwisata Dieng, maka dibuatlah DCF. Acara ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara. Melalui DCF, panitia membantu orangtua mengabulkan permintaan sang anak gimbal.Tentu bukan hanya ruwatan yang ada dalam DCF, tapi juga ada bermacam tarian dari warga setempat dan napak tilas ke beberapa tempat wisata Dieng. Ruwatan adalah acara terakhir yang ditunggu-tunggu wisatawan.
Prosesi
Kirab (arak-arakan) menandai dimulainya proses ruwatan. Titik mulainya adalah rumah sesepuh pemangku adat, sampai ujungnya di Sendang Sedayu (utara Darmasala Kompleks Candi Arjuna). Kirab diramaikan dengan beragam pentas seni dari penduduk sekitar, ada tarian, barongsai, dll. Anak gembel dimandikan (jamasan) sesampainya di Sedayu.Puncaknya adalah pencukuran rambut gembel di Kompleks Candi Arjuna yang dipandu langsung oleh pemangku adat. Tak jauh dari sini, dilakukan ngalap berkah, berupa perebutan tumpeng dan makanan. Penduduk lokal percaya bahwa orang yang mengikutinya akan mendapat berkah.Prosesi ruwat ditutup dengan melarung rambut gembel ke Sungai Serayu yang akan mengantar rambut gembel ini ke Laut Selatan.

Tahun ini, total ada 7 bocah gimbal
yang diruwat. Inilah mereka:
1. Saibatul Asmiah. Permintaan : sepeda warna ungu.
2. Maroah. Permintaan : anting emas satu gram, baju muslim, dan sandal.
3. Nurseli Selina. Permintaan : ikan asin dan pindang dua keranjang.
4. Fajar. Permintaan : kambing brengos dan tempe kemul 100 biji.
5. Dewi anjani. Permintaan : telur ayam 600 butir, tahu matang 500 buah, dan tempe matang 600 buah.
6. Mutoharoh. Permintaan : tempe mentah 500 buah.
7. Naisila. Permintaan : minyak rambut, bola bekel, karet, dan boneka.

Selain ketujuh bocah ini, masih banyak anak gimbal lain yang belum dicukur. Ada di antara mereka yang cukup popular, namanya Rizi. Dia bahkan juga dikenal dengan sebutan sang pangeran gimbal. Sosoknya mudah dikenali, bocah tengil dengan rambut gimbal panjang, itulah dia. Rizi sudah sangat terbiasa dengan rambut gimbalnya, dan sampai sekarang masih belum bersedia dicukur. Namun rasanya sulit juga meruwat bocah yang satu ini, lantaran Rizi punya permintaan yang ajaib: Reog Ponorogo dari tahun yang kuno, dan Barongsai. Nah lo

Penggalangan Dana Koin Peduli Jesica


Coin care Jesica
Tidakkah kalian menyadari di sekeliling lingkungan kita banyak sekali ditemui saudara kita yang kurang beruntung seperti adik Jesica! suatu anugerah yang sangat luar bisa menikmati kesehatan yang telah diberikan oleh Tuhan YME tanpa harus dipungut biaya . Coba bayangkan !! ketika kalian bernafas menghirup udara bersih di pagi hari ,tidakkah anda berfikir bahwa anda disaat itu juga sudah diberkahi oleh tuhan kesehatan yang melimpah ,tidak hanya itu coba perhatikan setiap hari berapa banyak udara yang kita hirup dan kita hembuskan ke alam bebas bukan kah itu bagian dari nikmat tuhan , maka dari itu kita sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling mulia diberi kemampuan akal sehat , kita semestinya berfikir jernih bersyukur ,mensyukuri apa yang kita punya hari ini adalah suatu kata bijak yang kita harus pegang ,bersyukur akan kesehatan , bersyukur akan rezeki yang kita terima ,bersyukur akan nikmat karunia tuhan ,benar apa kata orang tua terdahulu kesehatan itu mahal harganya .


Koin peduli Jesica
Kegiatan aksi solidaritas ini terbentuk atas keprihatinan yang mendalam terhadap kesehatan jesica yang kian menurun , berawal dari bulan agustus tahun lalu berawal dari ide simple guna membantu meringankan sedikit beban yang dipikul saudara Adik Jesicca gagasan ini berasal dari sekumpulan anak muda yang peduli SSC Surabaya .
Semoga itikad baik ini dirahmati oleh Allah SWT , amin ya rabbal alamin .

Sekilas tentang adik Jessica & Keluarga Jessica Masilfa Ramadhani


Jessica adalah seorang anak kecil bejenis kelamin perepuan berumur 5 tahun yang bertempat tinggal di stren Genteng Kali perkampungan kumuh , Surabaya. Jessica kecil berasal dari keluarga yang dapat dikategorikan miskin kurang mampu , penghasilan perekonomian keluarga tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari , jangankan untuk berobat ke rumah sakit , guna memenuhi makan setiap hari saja ,orang tua jesica harus banting tulang bermandikan keringat mencari pendapatan yang terkadang tak menenentu , pekerjaan apapun dilakoni kedua orang tua Jesica ini kawan, asalkan halal begitu tutur ibu Jesica sambil mengharap kesembuhan jesica wanita ini sungguh sangat luar biasa ,Ketabahan wanita satu ini patut diacungi jempol meskipun cobaan silih berganti mendera tidak ada raut mimik wajah penyesalan yang tampak hanya senyuman yang terlihat ketika saya mengunjungi rumah kecil Jesica beratapkan seng berdinding kayu usang berukuran kurang lebih kamar petak 5 x 7 meter , mereka hidup bershaja berdampingan dibalut senyuman kasih sayang walaupun si keci buah hati menderita komplikasi berbagai penyakit . Keluarga Jesica hanyalah sebagian rakyat kecil biasa tak berdaya dalam himpitan ekonomi yang semakin membuat mereka terpuruk dalam garis kemiskinan , Berulang kali keluarga jesica mengajukan Surat Jaminan Kesehatan Masyarakat atau biasa disebut Jamkesmas kepada pihak terkait namun tetap saja ditolak alasannya karena hunian yang mereka tinggali selama ini tidak tercatat sebagai data resmi bangunan izin tinggal Pemkot Surabaya , alias Ilegal semi permanen. Alhasil harapan untuk kesembuhan buat jesica pun sirna akan tetapi mereka tidak berkecil hati justru itu mereka merasa harus semakin berupaya memperjuangkan hak yang selama ini terenggut, lagi- lagi saya menemukan sikap gigih keluarga keci ini . Meskipun dalam keterbatasan tidak menutup kemungkinan harapan besar kesehatan Jesica akan segera menghampiri apabila berobat melakukan penyembuhan .

Gadis mungil ini sungguh mahkluk ciptaan Allah yang begitu tegar ternyata, di usia sekecil itu saya pribadi begitu takjub mendapati bocah yang teristimewa diantara bocah2 yang lainnya. Jesica mengalami komplikasi penyakit, terutama pada masalah klep jantung bocor sebesar 0,52cm sehingga kinerja jantung jesica ini melemah, jesica juga mengalami DD / Development Delay (keterlambatan perkembangan) adek jesica juga mengalami gangguan telinga sehingga efeknya juga berdampak pada gangguan bicara.

Kalau tidak kita siapa lagi yang bisa membantu !! Turun ke jalan solidaritas





Nah Kakak-kakakku yang budiman, apakah dari kalian bersedia membantu adik jesica untuk bisa mendapat perawatan terbaik sesuai dengan kebutuhannya, karena kami telah menanyakan bagaimana cara adik jesica sembuh, dan ternyata jalannya harus dioperasi, sedangkan kami membutuhkan dana / keajaiban dari Allah SWT melewati Kakak-Kakak semua dengan cara menyisihkan rezekinya untuk adik jesica ,setidaknya membantu meringankan beban biaya yang selama ini ditanggung oleh keluarga Jesica yang hidup dalam serba keterbatasan semoga harapan besar penyembuhan Jesica bisa akan segera terealisasi demi kesehatan dan kesembuhan Jesica .

Memang tidak dipungkiri masih banyak adik-adik jalanan yang kondisinya memprihatinkan jauh dari kata kelayakan hidup, semoga kami, kita semua setidaknya bisa berbuat hal kecil yang bermanfaat besar bagi mereka. Semoga pintu hati anda terketuk sesudah membaca artikel ini .

Kakak-Kakak bisa juga buka link ini untuk mengetahui informasi yang lebih lengkap, hasil sumbangan terakhir dan info lainnya :

http://koinpedulijessica.wordpress.com/

fb : Koin Peduli Jesica
Page fb : http://www.facebook.com/pages/Koin-Peduli-Jesica/207881392594085

twitter : @koinJESICA => http://twitter.com/#!/koinJESICA

Sumbangan dari kakak2 insyaallah sangatlah bermanfaat bagi adik jesica, untuk yang ingin tau kondisinya secara langsung bisa hub Mbak Ninaz Montana CP=>085659258206//031-81013626

Teman-teman di kota lain yang ingin berpartisipasi dan berempati membantu jesica melalui posko di tiap kota juga boleh .

Untuk kakak-kakak yang berkenan menyumbang sebagian kecil dari rezeki untuk adik jesica bisa melalui :

Rekening Mandiri :1400010492818 a/n Dodo Hendra Kusuma
Rekening BCA :2140642889 a/n Ratih Ayu Yuliana E

Untuk Kakak-kakak yang ingin menyumbang langsung pada posko bisa datang di Jalan. Rungkut Asri tengah VIII no 72 dengan atas nama kawan saya Indra Setiawan.

Kategori:Aksi Solidaritas

Pilihan Tepat Berbisnis Masa Kuliah


seputar bisnis alternatif anak kampus. Seorang anak kampus, alias mahasiswa, memiliki tugas utama adalah belajar dan menimba ilmu. Dan belajar tidak mutlak atau tidak harus belajar mata kuliah yang diajarkan dosen di kelas. Jadi, seorang anak kampus harus belajar apa saja? Banyak dong, belajar menjalani kehidupan sebenarnya, dan salah satunya belajar bisnis. Bisnis adalah salah satu elemen penting dalam hidup ini. Jadi anak kampus harus belajar bisnis, dan karena anak kampus, dia harus memberikan contoh cerminan anak muda yang progresif revolusioner, artinya anak kampus harus bisa memberikan solusi alternatif, sekaligus menarik. Seperti seorang mahasiswi yang menarik (lihat gambar). Maka belajarlah mencari binis alternatif, sesuai dengan judul artikel ini, bisnis alternatif anak kampus.

Apa yang dimaksud bisnis alternatif anak kampus? Simpel saja, anak kampus harus berani menggali ide-ide baru dalam bisnis. Bisa dalam aplikasi bisnisnya, bisa juga dalam teori bisnis. Tetapi yang paling bagus adalah aplikasi bisnis yang alternatif. Bagaimana kriteria bisnis alternatif anak kampus? Ini juga simpel kok. Intinya harus bisnis model baru, terobosan cara berbisnis, bisnis gaya baru dan tidak pernah dilakukan orang sebelumnya. Cara? Gampang saja. Salah satu ciri menemukan bisnis alternatif anak kampus adalah ketika kamu menemukan ide berbisnis dan kemudian kamu sendiri bilang, “Ah, tidak mungkin, mana ada bisnis seperti itu?”, atau ada teman kampus kamu juga komentar, “Siapa yang mau beli, gak mungkin ah!” .. dst, dst…nah! Selamat, berarti kamu telah mendapat ide cemerlang. sebuah ide bisnis alternatif anak kampus. Karena salah satu ciri bisnis alternatif adalah membuat hal tidak mungkin sebelumnya, menjadi mungkin setelah dilakukan.

Contoh Bisnis Alternatif anak kampus? Wah kalo disebutkan contohnya, bisa tidak alternatif lagi dong…:). Oke-lah, akan disebutkan contoh-contoh bisnis alternatif anak kampus, kamu boleh mengambil untuk jadi bisnis kamu di kampus atau di tempat kost.

1. Bisnis Konsultasi dan Perlindungan Tempat Kost. Ini termasuk bisnis di bidang jasa, yaitu jasa memberikan gambaran tempat kost di seputaran kampus buat teman kampus baru. Selain itu, bisnis ini pun bisa menjadi tempat curhat dan berlindung bagi mereka yang ada masalah di tempat kost. Misalnya masalah pembayaran uang kost, fasilitas kost atau suasana dalam kost. Bisnis ini memberi peluang keuntungan ganda, yaitu dari anak kampus baru yang menjadi klien dan dari pemilik tempat kost, mereka bisa beriklan di sini. Detail bisnis-nya, cari sendiri ya…

2. Bisnis Jasa Pencarian Pendamping Wisuda. Maaf ini bukan bisnis kontak jodoh atau bisnis yang berbau melanggar norma seperti bisnis wanita penghibur dan sebagainya. Memang resikonya adalah bisnis ini bisa dianggap sebagai jual beli wanita kampus, dan yang jelek lainnya, tetapi kamu harus siap untuk itu. Yang penting kamu tidak bisnis yang seperti itu. Jasa pencarian pendamping wisuda ini meliputi bisnis sewa orang tua (bapak ibu), dan sewa pendamping wisuda. Bisnis ini didasari dari pemikiran untuk membantu mereka yang orang tua-nya tinggal jauh di daerah dan tidak memiliki banyak uang untuk pergi menemani anaknya yang akan wisuda. Dan juga membantu mencari pasangan, bagi mereka yang belum memili calon pendamping hidup, pacar dan sebagainya. Tetapi bukan mencarikan jodoh lho..sekedar mendampingi selama wisuda saja. Kalaupun nanti berlanjut ke jenjang serius, tentu harus disyukuri. Detailnya, silakan digali sendiri…

3. Bisnis Persewaan Furniture Kost. Untuk melayani kebutuhan meja kursi dan sebagainya di tempat kost yang tidak menyediakan fasilitas tersebut. Karena kalau kita beli, maka setelah lulus pun kita biasanya bingung, mau diapakan perlengkapan meja kursi itu. Paling-paling dijual lagi kan? Atau dihadiahkan ke adik angkatan atau teman kampus lainnya. Nah, sedikit membuang uang kan? Makanya, biar lebih irit, teman kampus sewa saja.

4. Bisnis Hiburan di Kampus. Maksudnya, tidak semua anak kampus senang mengisi waktu kosong di kampus dengan hal positif, misalnya ke perpustakaan, olah raga, maen musik atau aktif di unit kegiatan kampus. Itu semua adalah kegiatan pengisi waktu luang selama di kampus yang bersifat positif kan? Nah, banyak juga yang tidak memiliki ide waktu kosongnya di kampus, karena tidak punya ketertarikan hal-hal tersebut. Cobalah manfaatkan model teman kampus yang seperti ini. Mereka yang setelah kuliah langsung pulang ke tempat kost, kemudian di tempat kost nyetel musik dan tidur atau malah ke hal-hal negatif, adalah sasaran bisnis ini. Tawari mereka untuk nonton DVD movie terbaru, di kampus atau sewa Playstation dan semuanya dilakukan di kampus. Daripada mereka pulang ke tempat kost, padahal, selang beberapa jam lagi mereka ada kuliah. Jadi sambil mengisi kekosongan itu, tawari jasa bisnis ini. Yakin deh, mereka akan tertarik. Apalagi kalau biayanya bisa patungan.

5. Bisnis Kaos Wisuda. Kembali ke topik bisnis seputar wisuda. Karena wisuda adalah momen terakhir teman kampus bergaul di kampus, maka tawarilah mereka, dengan kaos perpisahan. Detail silakan pikir sendirilah…Intinya, kaos wisuda bisa didesain khusus untuk fakultas atau jurusan tertentu, dan djual hanya saat wisuda. Jadi bikin saja stok terbatas. Desain harus unik, dan bisa dijadikan kenang-kenangan terakhir mereka di kampus. Oke, paham kan?

6. Bisnis cafe sarjana, yang hanya buka saat wisuda saja. Atau bisnis penitipan barang kost selama lebaran, bisnis makanan khas dari daerah, dst dll…banyak loh.

Itulah 5 (lima) contoh bisnis alternatif anak kampus yang mungkin bisa dijadikan pemicu bisnis yang lain bagi teman kampus sekalian. Semoga bisa bermanfaat. Think never think then you’ll get the gold!

Dieng Ikon Pariwisata Jateng


Foto Dieng

Dataran Tinggi Dieng

Penduduk Lokal

Pagi hari

Danau

Berkabut

Pemandangan dieng

Candi Arjuna Dieng

Komplek Area Candi

Peradaban Candi

Area Cagar Budaya

Dieng biasanya dijadikan senjata andalan Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah. Jarangjarang ada satu lokasi yang punya banyak spot wisata begini.
SEMUA SPOT TERJADI secara alamiah, kecuali candi-candi yang dibangun sekitar abad ke-8, Dieng Theatre, dan Museum
Dieng Kailasa. Lokasi Dieng yang sudah ada di dataran tinggi saja sudah bisa jadi daya tarik. Rata-rata spot wisata Dieng ada di ketinggian 2.000 mdpl, yang jelas dingin.Dari sekian banyak spot wisata, ada beberapa jawara yang biasanya jadi rekomendasi orang-orang. Kalau ke Dieng ya harus ke situ, di antaranya Telaga Warna & Telaga Pengilon, Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Gunung Sikunir (2.263 mdpl), dan Dieng Theatre. Kesemuanya ini letaknya relatif
berdekatan, jadi bisa lah digarap semua dalam sehari.Candi di pelataran DiengSalah satu koleksi Museum Kaliasa
Banyak spot lain yang sebetulnya juga terhitung tempat wisata, cuma lebih jarang diomongin orang-orang, yaitu Telaga Merdada, Telaga Cebong, Kawah Sileri, Kawah Sinila, Kawah Candradimuka, Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Dwarawati, Candi Setyaki, Candi Sembrada, Gua Semar, Gua Sumur, Gua Jaran,
dan mata air Sungai Serayu (Tuk Bima Lukar).Kalau mau tambahan, masih ada Gunung Pakuwaja (2.395 mdpl), Gunung
Prahu (2.565 mdpl), Telaga Dringo, Telaga Nila, Kawah Timbang, Kawah Sibanteng, Kawah Siglagah, dan Kawah Sikendang.
Segitu banyak spot jelas tidak bisa digarap dalam sehari. Semuanya itu punya rentang yang lumayan lebar, sekitar 15 km
dari ujung ke ujung, itupun bukan dalam satu garis lurus. Ada yang musti masuk ke dalam beberapa kilometer.Itu baru di Dieng, sebelum menuju Dieng sebetulnya ada beberapa spot lagi yang jarang orang ke sana. Di Garung (kecamatan
terakhir sebelum Dieng), ada Telaga Menjer. Juga ada kebun Teh Tambi. Kebun teh Tambi punya pintu masuk di pinggir jalan, sehingga lebih mudah menemukannya dibanding Telaga Menjer yang harus masuk sekitar 3 km dari
jalan utama Wonosobo-Dieng.Mulai Garung sampai Dieng (sekitar 12 km) jalannya sudah aspal bagus dan punya
karakter khas jalan pegunungan, naik turun dan berkelok-kelok. Di kanan kiri jalan, mudah ditemukan tanaman sayur-mayur, terutama kentang.
Dieng mencakup wilayah yang cukup besar, tapi buat supir mikrobis, definisi Dieng adalah sebuah pertigaan besar pusat kehidupan Dieng. Di sana banyak homestay, tempat makan, swalayan, dsb.Rata-rata ketinggian tempat wisata
di Dieng di atas 2.000 mdpl. Karena itulah terkadang muncul embun berbentuk butiran es di waktu pagi, biasanya disebut bunpas. Buat wisatawan, fenomena ini unik, tapi buat penduduk lokal yang mayoritas petani sayuran, ini bencana karena bisa bikin tanaman rusak. Bunpas itu artinya embun racun.Ada beberapa pos pintu masuk ke area wisata. Anehnya tiap pintu masuk punya harga tiket yang beda, ada yang Rp 6.000, ada yang Rp 12.000. Tiket yang harganya Rp 12.000 itu untuk masuk ke empat spot utama: Telaga Warna & Pengilon, Candi Arjuna,
Kawah Sikidang, dan Dieng Plateu Theatre. Sedangkan tiket yang Rp 6.000 hanya untuk masuk ke dua tempat. Petugas penjaga loket punya info yang padat tentang rute, sejarah singkat, juga tempat menginap yang murah.Pada pertengahan 2011, sempat marak berita di banyak media massa bahkan sampai milis, tentang status Siaga Dieng. Kalau mendengar beritanya memang tidak enak didengar. Malah dikabarkan sampai tikus-tikus mati segala. Gambarannya seakanakan Dieng tidak layak dikunjungi.Padahal tidak separah itu. Kawah Timbang, yang jadi pusat pemberitaan itu, letaknya jauh dari tempat-tempat wisata yang dikunjugi. Kalau dihitung dari pusat wisata Dieng (Telaga Warna, Kawah Sikidang, dkk)
jaraknya belasan kilometer. Gara-gara berita ini wisatawan sempat drop.Beberapa minggu kemudian dibuatlah acara Dieng Culture Festival (DCF) II. Event ini membuat sedikit banyak orang sadar bahwa Dieng itu aman buat wisatawan. Nyatanya acara itu ramai tuh. Efek lanjutannya, paradigma bahwa Dieng itu bahaya jadi netral lagi.Tiga hari perhelatan DCF II baru selesai. Ada banyak acara di dalamnya, tapi yang sering dibicarakan orang adalah acara pamungkasnya, yaitu pemotongan rambut gimbal.
TELAGA WARNA DAN TELAGA PENGILON
Keduanya terletak berdempetan dan hanya terpisah sederet pohon cemara. Disebut Telaga Warna karena warnanya suka berubah, kadang biru, kadang hijau, kadang magenta.

DIENG ITU AMAN
BUAT WISATAWAN.

Telaga Pengilon tidak punya perubahan warna seperti yang terjadi di Telaga Warna, padahal keduanya hanya berjarak
beberapa meter.Terkadang, bau belerang tercium menyengat. Di beberapa tempat, terlihat pinggir telaga seperti air mendidih. Asap putih keluar, itulah sumber keluarnya bau belerang. Tapi karena udaranya terbuka, jadi relatif
tidak berbahaya. Di telaga, banyak itik yang berenang dan terkadang terbang di seputaran telaga.Kata orang lokal, memang disitulah habitat mereka

ORDINAT
Jalan setapak menghubungkan parkiran dengan. Candi Arjuna dan beberapa candi lain seperti Puntadewa, Semar, dan Sembrada.
KAWAH SIKIDANG
Banyak orang bilang kalau ke Dieng ya harus ke Kawah Sikidang. Pamornya sebelas dua belas lah sama Telaga Warna.
Sebetulnya area ini bahaya, banyak celahcelah kecil yang mengeluarkan gelembung seperti air mendidih. Kalau diinjak bisa melepuh. Tapi mau bagaimana lagi, Sikidang sudah terlanjur indah, jadi tetap saja banyak yang datang. Untungnya pemerintah situ juga membuka daerah itu, tentu dengan warning di sana-sini. Tinggal pintar-pintarnya pengunjung
jaga diri saja.
Bau belerang khas kawah aktif
biasanya menjadi keluhan wisatawan. Jangan lama-lama di Sikidang karena bisa bahaya buat kesehatan, selain juga, apa kuat? Bau lumayan ternetralisir dengan masker. Di sana banyak yang menjual masker, harganya tidak lebih dari Rp 2.000.

KAWAH CANDRADIMUKA
DIAMBIL DARI NAMA
TEMPAT BERSATUNYA
BERBAGAI SENJATA
PUSAKA DENGAN TUBUH
GATOT KACA.

CANDI ARJUNA
Nama-nama candi di Dieng, termasuk Arjuna, diambil dari nama-nama dalam kisah Mahabarata. Juga Kawah Candradimuka yang diambil dari nama tempat bersatunya berbagai senjata pusaka dengan tubuh Gatot Kaca.Beberapa candi pendamping membuat candi utama dalam komplek Candi Arjuna semakin gagah. Di sekeliling komplek, tidak ada pohon besar sehingga Candi Arjuna bisa dilihat dari kejauhan dengan jelas.Motor tidak bisa masuk ke dalam komplek. Pengunjung biasanya meletakkan
kendaraannya di parkiran yang dikelilingi banyak tempat makan, lalu berjalan kaki ke komplek candi sekitar 200 meter.
Jalan setapak menghubungkan parkiran dengan. Candi Arjuna dan beberapa candi lain seperti Puntadewa, Semar, dan Sembrada.KAWAH SIKIDAN Banyak orang bilang kalau ke Dieng ya harus ke Kawah Sikidang. Pamornya sebelas dua belas lah sama Telaga Warna. Sebetulnya area ini bahaya, banyak celahcelah kecil yang mengeluarkan gelembung seperti air mendidih. Kalau diinjak bisa melepuh. Tapi mau bagaimana lagi, Sikidang sudah terlanjur indah, jadi tetap saja banyak
yang datang. Untungnya pemerintah situ juga membuka daerah itu, tentu dengan warning di sana-sini. Tinggal pintar-pintarnya pengunjung jaga diri saja.Bau belerang khas kawah aktif biasanya menjadi keluhan wisatawan. Jangan
lama-lama di Sikidang karena bisa bahaya buat kesehatan, selain juga, apa kuat? Bau lumayan ternetralisir dengan masker. Di sana banyak yang menjual masker, harganya tidak lebih dari Rp 2.000.

KAWAH CANDRADIMUKA
DIAMBIL DARI NAMA
TEMPAT BERSATUNYA
BERBAGAI SENJATA
PUSAKA DENGAN TUBUH
GATOT KACA.

Dalam bahawa Jawa, sikidang artinya kijang. Sifat letupan kawah ini mirip sifat kijang yang suka lompat lompat. Legenda panjang tentang sikidang mudah dijumpai di banyak artikel di internet.
GUNUNG SIKUNIR
Tempat yang ini butuh perjuangan lebih buat menggapainya. Selain tempatnya mencil (sekitar 4 km) dengan area wisata
utama. Jalannya pun bukan jalan yang mulus.Biasanya, orang ke Gunung Sikunir untuk mengejar sun rise. Jadi kebayang kan jam berapa harus bangun dan di jam segitu suhunya gimana. Mayoritas wisatawan kalau ke sana pakai jasa guide.
Sudah jauh, mesti pagi-pagi buta, bayar guide pula. Walaupun begitu, banyak yang merekomendasikan tempat ini. Tempat
terbaik di Dieng buat kejar sun rise ya di Sikunir ini. Kalau hoki, tidak terhalang awan, bisa jelas terlihat Gunung Sindoro.
DIENG THEATRE
Tempatnya lumayan enak. Kursinya total sekitar 40, tidak kalah lah sama kursi Bioskop 21. Layarnya juga proporsional. Durasi video sekitar 20 menit. Tempat ini bagus sekali buat yang mau tahu gambaran besar Dieng. Di video itu dijabarkan potensi alam Dieng, sosial kemasyarakatan, kejadian-kejadian heboh yang pernah ada di Dieng.

Sikunir, tempat favorit mengejar sunrise

Menurut video itu, terkadang kalau musim kemarau, embun yang biasa ada di tumbuh-tumbuhan waktu pagi itu bentuknya
es, bukan air. Video itu juga menjelaskan keunikan anak-anak Dieng yang berambut gimbal secara alami. Tidak semua anak Dieng

TEMPAT TERBAIK
BUAT KEJAR SUNRISE
YA DI SIKUNIR INI.

berambut gimbal. Mereka sendiri pun tidak tahu kenapa anak si anu gimbal, tapi anak si anu berambut lurus. Biasanya mereka buat upacara khusus, ada makan-makannya, lalu menggunting rambut gimbal si anak. Biasanya, setelah upacara itu, rambut mereka menjadi lurus.

JALAN PALING MUDAH dan umum menuju Dieng adalah dari Wonosobo. Dari kota Wonosobo tinggal naik sekali ke Dieng. Ada
jalur lain yang menantang dan jarang banget orang coba, yaitu dari Pekalongan. Yang ini lumayan melelahkan tapi pemandangannya seru

MENUJU WONOSOBO
Dari mana-mana ke Wonosobo cuma ada bus, tidak ada jalur kereta, tidak juga bandara.
Dari Jakarta:
Ada bus langsung dari Terminal Kampung Rambutan, Rawamangun, Lebak Bulus.
Tarif ekonomi
Rp 60.000 – Rp 65.000,
tarif AC
Rp 70.000 – Rp 75.000.
Dari Semarang:
Ada bus langsung dari Terminal Terboyo, tarif ekonomi Rp 15.000.
Dari Jogja:
Jogja-Magelang-Wonosobo.
Micro bus Jogja (Giwangan) – Magelang (Rp 12.000; 1 jam). Micro bus Magelang – Wonosobo (Rp 15.000; 2 jam)

MENUJU DIENG
Terminal besar Wonosobo (tempat busbus AKAP) menuju terminal micro bus jalur Wonosobo – Dieng.
Lanjut naik micro bus jurusan WonosoboGarung-Dieng-Batur turun di Dieng (Rp 7.000; 1 jam; 26 km)
JALUR ALTERNATIF
Pekalongan – Kali Bening – Wanayasa -Batur – Dieng.
Pekalongan-Kali Bening naik bus besar (Rp 20.000; 3 jam).
Kali Bening-Wanayasa naik mikro bus
(Rp 4.000).
Wanayasa-Batur naik pick up plat hitam (Rp 5.000).
Batur-Dieng naik mikro bus
(Rp 3.000)

WAKTU TERBAIK
Musim kemarau. Kalau musim hujan, susah ke manamana karena hujan terus dan banyak kabut yang ganggu pemandangan sun
rise di Gunung Sikunir. Lagipula, kalau musim hujan, jalan keliling Dieng sulit, walau pakai payung.

PENGINAPAN
* Losmen Arjuna atau Losmen
Cempaka; Rp 150.000 (hari biasa); Air hangat, 2 kasur besar, muat sampai 6 orang.
* Losmen Asri; Rp 25.000; muat untuk 2 orang

TIPS
* Bawa jaket tebal!
* Jangan cuma 1 hari di Dieng.
* Terkadang, ada losmen yang tidak menyediakan selimut, persiapkan untuk itu.

BEBERAPA AKTIVITAS PILIhAN
1. Tracking keliling Telaga Warna dan Pengilon.
2. Mancing di Telaga Cebong.
3. Wisata Budaya: Candi Arjuna, Candi Bima, Candi Gatotkaca, dll.
4. Nonton review Dieng di Dieng Theatre.
5. Melihat langsung anak-anak kecil berrambut gimbal alami.

KEJADIAN STATUS DAERAH Kawah
Timbang menjadi Siaga pada Juli 2011 lalu bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Pada tahun 1979, kejadian serupa yang jauh lebih parah, juga terjadi di Kawah Timbang.Di suatu subuh, tiba-tiba Kawah Timbang mengeluarkan gas CO2 akibat terpicu letusan Sinila. Memang Kawah Timbang diketahui menyimpan CO2 berkonsentrasi tinggi yang itu jelas beracun buat manusia. Menurut Wikipedia, 149 jiwa melayang dan banyak ternak mati. Kejadian itu sangat tiba-tiba, tidak ada tanda apa-apa, tidak ada penaikan status menjadi Siaga, tidak ada pemberitahuan apapun.Ilustrasi kejadian ini tergambarkan
bagus dalam video 20 menit yang diputar di Dieng Theatre. Di situ digambarkan, warga berlarian malah justru ke tempat gas beracun. Mereka terjebak di dalamnya dan meninggal.Kawah Timbang dan Kawah Sinila letaknya jauh dari spot-spot wisata Dieng (lebih dari 10 km) yang biasa dikunjungi wisatawan. Jadi, ini seharusnya tidak berpengaruh pada industri pariwisata Dieng. Namun, terkadang wisatawan sudah enggan duluan karena menganggap bahwa keseluruhan Dieng berbahaya. Paradigma ini menyulitkan masyarakat Dieng yang hidupnya sudah tergantung dengan industri pariwisata.

Tidak Cukup Sehari
Harus rombak jadwal karena ternyata Dieng punya belasan situs.

KALI INI TUJUAN utamaku Dieng. Akhir Maret 2011, aku berangkat dari Surabaya lewat Magelang. Pagi itu, aku sarapan dengan Nasi Megono. Katanya sih, khas Wonosobo. Bagian yang paling unik dari Nasi Megono adalah campuran potongan sayur yang diaduk rata dengan nasinya.
Wonosobo-Dieng ternyata masih 2 jam lagi. Sampai di Dieng, aku berjalan menuju sebuah pos penjagaan. Seorang wanita
menyodorkan tiket terusan seharga Rp 12 ribu. Di tiket itu tertulis 4 kawasan wisata yang termasuk dalam harga tiket: Telaga Warna & Pangelon, Kompleks Candi Arjuna, Kawah Sikidang, dan Theater Dieng. Di balik tiket ada peta keempat
tempat itu, tapi tidak jelas patokannya apa, beloknya di mana, jaraknya berapa. Jadi, peta itu buatku cuma pemanis tiket saja.Menuju Telaga Warna, aku berjalan dari sebuah jalan becek yang ditunjuk oleh petugas pos. terakhir aku baru tahu bahwa itu bukanlah “jalan resmi”. Aku terus telusuri jalan melingkar itu sampai ketemu Telaga Pengilon, itu semua sampai keliling penuh makan sekitar 1 jam.

Telaga Warna baru terlihat kerennya kalau sudut pandang kita agak tinggi. Kalau cuma dari pinggirnya saja mah biasa banget. Banyak semacam didihan air di pinggir telaga, kelihatannya panas.Aku jalan terus, tiba-tiba aku tembus di pintu masuk telaga. Loh, berarti tadi aku lewat jalan belakang ya. Pantas kok jalannya agak aneh, sepi tidak terurus, ada kemenyankemenyan pula.Di dekat situ ada Teater Dieng. Perlu naik tangga yang lumayan tinggi dulu kalau lewat pintu masuk utama. Videonya singkat tapi padat informasi. Tempat duduknya enak, ruangan gelap, dingin, wah cocok buat tidur.
Setelah beres nonton video Dieng, aku mampir ke penjual kentang goreng yang mangkal persis di depan teater. Kentang
dan jamur termasuk makanan khas Dieng Sewadah kentang goreng yang besarnya sekitar ukuran medium di restoran fast food itu harganya Rp 5.000.
Aku jalan kaki ke arah Sikidang. Tapi karena dasar sok tahu, aku tidak tanya-tanya, walhasil nyasar.Aku lanjut jalan ke komplek Candi Arjuna. Karena tidak paham sejarahnya, jadi buatku terkesan biasa saja. Di dekat kompleks
Candi Arjuna ini ada beberapa candi lagi yang lebih kecil. Bangunannya ya begitu-begitu juga. Ada beberapa anak tangga yang menuju dalam candi. Hanya ada ruangan gelap tinggi sempit di dalamnya.Aku pulang, menginap di rumah saudaraku di daerah Garung (kecamatan tetangga Dieng). Di sini saja kalau tidur dinginnya sampai ke tulang, apalagi di Dieng Setelah Subuh, aku berjalan menuju Telaga Menjer. Dari pasar Garung sekitar 1 jam jalan kaki. Jalannya aspal tapi nanjak terus, jadi, yah lumayan pegal juga.Akhirnya sampai. Tapi mana telaganya? Dari pinggir halaman rumput, aku
tidak bisa melihat apa-apa ke bawah. Hanya ada sedikit bayangan pohon, selebihnya tertutup kabut. Satu-per-satu anak tangga aku turuni, makin lama makin jelas terlihat telaga besar yang tenang.Tangga paling bawah langsung
bersentuhan dengan telaga, tidak ada jalan ke mana-mana lagi. Ujungnya ya itu. Beberapa bebek kayuh tertambat di pinggir telaga, dihiasi dengan sampah-sampah plastik di sekelilingnya. Mereka menunggu majikan yang menyewanya, biasanya ramai pada hari libur (kata warga lokal), tapi menurut salah satu blogger yang pernah Minggu di sana, sepi juga tuh.
Bukit-bukit di sekeliling Telaga Menjer semakin jelas tampak seiring hilangnya kabut selimut Telaga Menjer. Tapi tetap tidak terlihat aktivitas. Bebek-bebek kayuh tetap diam walau sudah lama dirubung sampah. Air telaga tetap tidak beriak. Sekembalinya aku ke pintu telaga juga tetap tidak ada orang

Waktu liburanku habis, padahal masih banyak spot di Dieng yang belum disambangi. Padahal aku sudah tambah waktu
1 hari, tapi tetap saja banyak sisa spot yang belum tergapai.Aku pamit dari Wonosobo lalu mencari akses ke Pantura.

Kata lonely planet terbitan 2008, ada jalan yang menghubungkan Wonosobo dengan Pekalongan, yaitu lewat Batur. Bis Batur-Pekalongan ongkosnya Rp 12.000. Kemudian aku baru tahu bahwa informasi itu tidak valid. Tidak ada bus
langsung Batur-Pekalongan. Harus naik turun beberapa kali. Pertama Batur-Wanayasa naik pick up modif berplat hitam. Kedua Wanayasa-Kalibening naik mikrobis. Ketiga Kalibening-Pekalongan naik bis besar.

Tradisi Potong Gimbal


Jangan heran kalau sedang jalan-jalan ke Dieng lalu melihat bocah berambut gimbal keluyuran. Sebagian bocah di
Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, memiliki bakat berambut gimbal. Ini terjadi secara alamiah, tidak
ada keterangan medis yang dapat menjelaskannya.

PROSES PENGGIMBALAN TIDAK
terjadi begitu saja. Saat lahir, si anak gimbal punya rambut yang sama seperti anak lain. Rambut gimbal baru muncul pada usia balita. Umumnya diawali dengan gejala demam tinggi dan mengigau waktu tidur. Gejala ini tidak bisa diobati. Si anak akan sembuh dengan sendirinya, kemudian rambut mereka perlahan menjadi kusut dan menyatu sehingga terbentuklah gimbal dengan sempurna.
Mau dikeramas pakai sampo apapun, tetap saja menjadi gimbal. Bahkan, sekalipun sudah dipotong, gimbal akan kembali muncul
Menurut kepercayaan penduduk lokal, dan memang biasanya begitu, rambut gimbal tersebut tidak dapat hilang kecuali
diruwat. Dalam ruwatan tersebut, dilakukan pencukuran rambut dengan didoakan oleh sesepuh atau pemangku adat. Si anak menjadi raja sesaat, karena permintaanya harus dipenuhi, sesulit apapun itu. Kalau tidak, rambut gimbalnya tidak bisa hilang. Masyarakat lokal meyakini bocah gimbal itu merupakan titisan dari Kyai Kolodete yang dipercaya sebagai leluhur
dataran tinggi Dieng. Semasa hidupnya, Kolodete memiliki rambut gimbal. Konon ketika meninggal, beliau berpesan agar keturunannya membantu menghadapi gangguan rambut gimbal yang dirasa cukup mengganggu. Maka diwariskanlah rambut
gimbal ini ke anak cucunya.

Pada Dieng Culture Festival/DCF (1-3 Juli 2011) kemarin, ritual ruwat pencukuran rambut gimbal dilakukan. Ini
merupakan tahun kedua penyelenggaraan DCF. Pada tahun pertama, acara ruwatan cukur rambut gimbal juga dijadikan sebagai menu utama festival.Sebenarnya ruwatan itu sendiri bisa dilakukan kapan saja. Namun sekalian meningkatkan pariwisata Dieng, maka dibuatlah DCF. Acara ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara. Melalui DCF, panitia membantu orangtua mengabulkan permintaan sang anak gimbal.Tentu bukan hanya ruwatan yang ada dalam DCF, tapi juga ada bermacam tarian dari warga setempat dan napak tilas ke beberapa tempat wisata Dieng. Ruwatan adalah acara terakhir yang ditunggu-tunggu wisatawan.
Prosesi
Kirab (arak-arakan) menandai dimulainya proses ruwatan. Titik mulainya adalah rumah sesepuh pemangku adat, sampai ujungnya di Sendang Sedayu (utara Darmasala Kompleks Candi Arjuna). Kirab diramaikan dengan beragam pentas seni dari penduduk sekitar, ada tarian, barongsai, dll. Anak gembel dimandikan (jamasan) sesampainya di Sedayu.Puncaknya adalah pencukuran rambut gembel di Kompleks Candi Arjuna yang dipandu langsung oleh pemangku adat. Tak jauh dari sini, dilakukan ngalap berkah, berupa perebutan tumpeng dan makanan. Penduduk lokal percaya bahwa orang yang mengikutinya akan mendapat berkah.Prosesi ruwat ditutup dengan melarung rambut gembel ke Sungai Serayu yang akan mengantar rambut gembel ini ke Laut Selatan.

Tahun ini, total ada 7 bocah gimbal
yang diruwat. Inilah mereka:
1. Saibatul Asmiah. Permintaan : sepeda warna ungu.
2. Maroah. Permintaan : anting emas satu gram, baju muslim, dan sandal.
3. Nurseli Selina. Permintaan : ikan asin dan pindang dua keranjang.
4. Fajar. Permintaan : kambing brengos dan tempe kemul 100 biji.
5. Dewi anjani. Permintaan : telur ayam 600 butir, tahu matang 500 buah, dan tempe matang 600 buah.
6. Mutoharoh. Permintaan : tempe mentah 500 buah.
7. Naisila. Permintaan : minyak rambut, bola bekel, karet, dan boneka.

Selain ketujuh bocah ini, masih banyak anak gimbal lain yang belum dicukur. Ada di antara mereka yang cukup popular, namanya Rizi. Dia bahkan juga dikenal dengan sebutan sang pangeran gimbal. Sosoknya mudah dikenali, bocah tengil dengan rambut gimbal panjang, itulah dia. Rizi sudah sangat terbiasa dengan rambut gimbalnya, dan sampai sekarang masih belum bersedia dicukur. Namun rasanya sulit juga meruwat bocah yang satu ini, lantaran Rizi punya permintaan yang ajaib: Reog Ponorogo dari tahun yang kuno, dan Barongsai. Nah lo

“Surganya Dunia Kidul Beach Yogyakarta”


Foto-Foto Pantai Kidul Yogyakarta

Kidul Beach

Jepret Foto

Bebatuan Cadas Pantai

Paradise

Pantai Boy

Jalan Setapak

Batuan Karang

Keindahan Dunia

Dari Jakarta Menuju Ke Yogyakarta
Nama Kereta
Jenis-Stasiun Keberangkatan
Berangkat Datang
Argo Lawu EKS – Gambir 20.00 03.38
Argo Dwipangga EKS – Gambir 08.00 15.10
Taksaka II EKS – Gambir 20.45 04.30
Taksaka I EKS – Gambir 08.45 16.28
Bima EKS – Gambir 17.00 00.42
Gajayana EKS – Gambir 17.30 01.25
Gajayana EKS – Kota 17.15 01.25
Fajar Utama Yogya BIS – Senen 06.57 14.53
Senja Utama Yogya BIS – Senen 19.42 04.10
Senja Utama Solo BIS – Senen 20.27 05.12
Progo EKO – Senen 21.00 07.04
Bengawan EKO – Tanah Abang 19.30 05.53
Gaya Baru Malam EKO – Kota 12.00 21.10

Sampai di stasiun Lempuyangan (untuk kereta Ekonomi), jalan kaki 10 menit ke arah Jl. Hayam Wuruk, lanjut naik bus jalur 10, turun di terminal Giwangan

Sampai di terminal Giwangan, naik bus menuju terminal Wonosari

Sampai di stasiun Tugu (untuk kereta Eksekutif), jalan kaki 10 menit ke arah Jl. Malioboro, lanjut naik bus jalur 4, turun di terminal Giwangan

Harga kereta
Eksekutif:
Rp 210.000,00 – Rp 320.000,00
Bisnis:
Rp 100.000,00 – Rp 150.000,00
Ekonomi:
Rp 26.000,00 – Rp 37.000,00
Rute Bus
Bus menuju Wonosari dapat ditempuh melalui terminal Lebak Bulus. Pulo Gadung, dan Kampung Rambutan. Namun, bus ke Wonosari hanya ada antara jam 1-2 siang di terminal-terminal tersebut. Sampai di terminal Wonosari, menuju
Pantai Baron dapat menggunakan minibus jurusan Pantai Baron. Sedangkan untuk pantai-pantai Gunung Kidul yang lain, tidak ada kendaraan umum.Jalan terbaik adalah menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan dari kota terdekat seperti Wonosari atau Yogyakarta. Sewa kendaraan di Yogyakarta bisa ditemukan di sekitar Stasiun Tugu, sedangkan
dari Wonosari, dapat juga ditemukan di sekitar terminal Wonosari. Panduan dari Wonosari menuju pantai-pantai Gunung Kidul dapat dilihat di peta.
1. Tarif Bus Eksekutif :
Rp 200–Rp 250 ribu
2. Tarif Bus Ekonomi :
Rp 100–Rp 150 ribu
3. Biaya sewa motor :
Rp 50–Rp 85 ribu / hari
4. Biaya sewa mobil :
Rp 300- Rp 450 ribu / hari

Pulau Sempu Kau Memang Mempesona


Bibir Pantai Sempu

Eksotis Bro

Segara Anakan

Indah Bukan Tempatnya

Dimabuk Asmara Dua Sejoli

Bagus Tempatnya

Asik Brad

Tahu Tidak Ini Baru Surganya Para Dewa

Landscape

Dilihat Dari Kejauhan

Pasir Putihnya

Menarik Sekali Tempat Ini

Pemandangan Luar biasa

Arah Malang

YA, PULAU SELUAS 877 hektar di selatan
pulau Jawa ini memiliki keindahan dan keragaman flora fauna yang terlalu kaya untuk sekedar dinikmati sebagai tempat wisata semata. Terlebih dengan perilaku wisatawan kebanyakan yang abai menjaga keutuhan alam. Lebih dari itu, pulau ini selayaknya menjadi tempat untuk penelitian dan ilmu pengetahuan, seperti diamanatkan dalam SK. GB No. 46 Stbl. 1928 No. 69 tahun 1928. Bahkan sejak Indonesia belum merdeka, pulau ini sudah mendapat pengakuan akan kekayaan hayatinya. Namun ada baiknya terlebih dulu mengurus surat izin masuk kawasan konservasi (SIMaKSI) cagar alam Pulau Sempu yang bisa diperoleh di tiga tempat yaitu : 1. Jl.Bandara Juanda Surabaya.2. Bidang KSDa Wilayah III, di Jl.Jawa No.36
Jember.3. Seksi Konservasi Wilayah VI, di Jl.Mastrip No.88 Probolinggo.Di Sendang Biru, pantai terdekat menuju Pulau Sempu, memang ada Resort Konservasi Wilayah Pulau Sempu, namun fungsinya hanya sebatas pos penjagaan, bukan pos perijinan, jadi tidak dapat mengurus SIMaKSI disini. Namun sebelum menyeberang, kita perlu lapor sambil membawa SIMaKSI ke pos ini.

Awal Perjalanan
Pulau Sempu berlokasi di Kabupaten Malang, tepatnya di Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbar Manjing Wetan. Menuju kesini paling mudah adalah dengan jalur Malang – Turen – Sendang Biru – Sempu. Dari Malang hingga Sendang Biru dapat ditempuh dengan kendaraan umum. Sampai di Sendang Biru, sudah terhampar kapal-kapal nelayan yang siap disewa untuk mengangkut kita ke Pulau Sempu. Belum sampai mulut menguap, bahkan mungkin belum sempat kita duduk berlama-lama dikapal, tiba-tiba kita akan disuruh turun ditengah-tengah laut, tepatnya sekitar 50 meter dari teluk Semut, sebelah barat Pulau Sempu. Kapal tidak dapatmerapat, kapten! Kita harus mencebur diri hingga kira-kira sepinggang, tergantung tinggi badan kita tentunya. Kemudian berjalan semenit, sampailah kita di Sempu! Ketika sampai di bibir pantai Pulau Sempu, ekosistem hutan pantai sedang berjejer manis dihadapan kita. Seandainya mereka bisa bergerak seperti manusia, barangkali mereka sudah melakukan tarian ritual penyambut tamu. Tapi untungnya mereka tidak bisa. Menuju Segara Anakan Danau Segara anakan menjadi tujuan kebanyakan pengunjung. Setidaknya ada dua tempat lain yang memiliki nama serupa. Segara anakan di Cilacap (Nusa Kambangan) dan Segara anak di kawasan Gunung Rinjani, Lombok. Danau Segara anakan yang di Sempu ini, konon banyak yang bilang serupa atau bahkan lebih indah daripada Phi Phi Island di Thailand, tempat Leonardo Dicaprio syuting The Beach. ah, terserah mau dibilang mirip siapa, yang jelas tempat ini memang luar biasa indah. Dari bibir pantai, berjalan masuk semakin dalam, jalur berlumpur langsung
terhidang. Siap-siap saja beli sandal baru sepulang dari sini. Kalau cuaca buruk, jarang ada sandal yang selamat sampai tujuan, sekalipun sandal gunung merek beken.Sepatu lebih aman, tapi juga akan berubah
warna jadi coklat lumpur. Siap-siap nyuci!Tapi jalurnya jelas. Pandai-pandailah mengatur waktu kunjungan kesini. Kalau
cuaca sedang cerah, perjalanan tidak akan terlalu sulit. Yang paling penting kalau mau kesini adalah : bawa air banyak-banyak! apalagi kalau niat mau kemping disini, karena danau Segara anak bukan danau air tawar.
Dalam kurun waktu sejam hingga satu setengah jam, kita akan tiba di Danau Segara anakan. Sampai disini umumnya kita terserang amnesia ringan, lupa dengan jalur panjang dan melelahkan yang baru saja kita lalui. Capek? Sudah lupa tuh!Di antara karang-karang itu, ada lubang tempat masuknya air dari laut lepas. Tempat kamu berdiri merupakan hamparan pasir putih yang masih sangat bersih. Itulah Segara anakan! Danau air asin ini terbentuk karena ada karang-karang yang melingkar tersebut. air dari laut yang masuk ke dalamnya melalui lubang (Karang Bolong), terjebak di dalam ‘lingkaran’ karang-karang tersebut sehingga membentuk danau dengan air yang tenang

Menuju Ke Sendang Biru
1. Malang – Turen (45 km)
Bus dari terminal Hamid Rusdi, jurusan Malang – Dampit – Lumajang-Turen.Harga Rp 4.000,00
2. Turen – Sendang Biru (45 km)
angkutan kota jurusan Turen – Sumbermajingwetan – Sendang Biru.Harga Rp 12.000,00

Menuju Ke Sempu
Sendang Biru – Pulau Sempu (0,8 km)
Kapal nelayan, sampai Teluk Semut kemudian lanjut trekking. Harga Rp 100.000 (pp), bisa menampung 10-12 orang.

Tiket Masuk
1. Tiket masuk Sendang Biru
Rp 5.500,00
2. Tiket masuk Pulau Sempu
Rp 20.000,00

Sewa kapal
Rp 100.000,00
2. Sewa porter
Rp 150.000,00
3. Sewa guide
Rp 100.000,00

SEMPU TIDAK ADA dalam rencana kami. Mendengar namanya pun belum pernah. Tujuan kami ke Malang ini adalah untuk ke Bromo. Kami pergi berempat.Kami dari Surabaya naik bus menuju Malang. Di Malang kami mampir ke rumah Budhe saya di daerah Dinoyo. Disinilah kata Sempu pertama kali terdengar dari mulut Budhe saya. ‘Ini nih dia abis dari Sempu (sambil menunjuk saudara saya). Bagus tuh. Adanya di selatan, deket kok dari sini tinggal turun kebawah aja.”Katanya juga Pulau Sempu itu sebenernya cagar alam, tempat biasa TNI latihan. Wah, ada ya tempat kayak gitu. Dari cerita dia, sepertinya mudah sekali mencapai Sempu. Tak ada salahnya kesana. Maka setelah dari Bromo, kami naik bus menuju Sendang Biru. Sebelumnya kami bertanya dulu ke sang kenek, apakah bus ini lewat Sendang Biru. “Oh ya, lewat dek, lewat, ayo naik, naik cepetan!” Beberapa jam kemudian kami diturunkan. Katanya tinggal jalan lurus. Namun setelah jauh kami berjalan tak ada tandatanda yang menunjukkan kami di Sendang Biru. Kami mulai merasa aneh. Sampai akhirnya kami bertemu petugas Koramil lalu bertanya sambil kasih lihat peta.“Pak, kita mau kesini, namanya Sendang Biru,” “Kalau di deket sini adanya Banyu Biru.” “Hah?! Ini, Pak, Sendang Biru yang ada di selatan sini lho.” “Lah ini kalian ada di utara.” (sambil menunjuk peta) HAH!! Jauh gila!! Ini mah kita udah salah arah dari awal! Akhirnya kami oper-oper bus, hari semakin gelap. Lalu kami dioper ke mobil bak terbuka yang kebetulan lewat.Kemudian salah satu bapak mengajak kami bicara, “Kalian mau kemana?” “Sendang Biru, pak.” Dia diam sejenak, “hmm, kalian menginap di rumah saya aja kalau begitu.” Namanya Pak Slamet. Kami diajak makan, kemudian dibawa kerumahnya. Rumahnya di dekat pasar Turen. Pagi-pagi kami bangun. Setelah ngobrol dengan Pak Slamet, kamipun pamit dan berangkat menuju Sendang Biru. Sampai disana sekitar jam 2 siang. Setelah tanyatanya informasi tentang kapal dan segala macamnya, tiba-tiba ada yang menyahut, “kalau mau nyebrang harus ada ijin dari Dinas Kehutanan, mas.” Waduh, apa pula itu! Kamipun ke pos penjagaan, ditanya macam-macam oleh polisi hutan, untung orangnya baik dan ramah. Polisi hutan.
itu sekali lagi bilang kalau mau ke Sempu harus ada surat ijin karena Sempu termasuk kawasan cagar alam, masih banyak binatang buas disana. Saya ingat betul polisi itu menyebut macan. Macan dan buaya. Akhirnya kami dibantu dicarikan
nelayan yang mau mengantar kami menyebrang. Setelah menyebrang, kami berenang sedikit untuk mencapai bibir pulau Sempu. Plang besar ‘Cagar Alam Pulau Sempu,’ pun terlihat. Kata si nelayan tinggal jalan lurus aja. Oke, dimulailah petualangan kami di Pulau Sempu. Banyak binatang ajaib yang kami lihat.
Pertama teman saya melihat burung besar terbang di atas kita. Lalu setelah masuk sedikit, Khemal melihat monyet hitam besar. Saya juga lihat burung besar, namanya burung Rangkok, sama Elang Jawa juga. Tapi kami tidak bahas itu selama disana dan terus jalan masuk. Semakin masuk kedalam, kami mendengar suara aneh. “Oakk.. Oakk..” Suaranya kencang dan seperti dekat dengan kami! Tidak terbayang apakah ini suara monyet, atau burung, atau apa. Perasaan saya mulai tidak enak, langkah kami perlambat. Saya coba cek suara apa itu sebenarnya. Saya dan temen satunya maju perlahan, sedang teman yang lain menunggu. Saat inilah saya dengar suara yang lebih menakutkan lagi, “Rrrr…” Langsung saya diam! Oak oak nya masih ada. Kemudian sekali lagi, “Rrrr…” Tiba-tiba Kawan saya berbisik setengah
teriak, “Dit! Dit!! Ada Macan!!!” Sedangkan muka temenku sudah pucat pasi
Saya dan Akbar kaget. Lalu tanpa instruksi kami mundur pelan-pelan. Saya bilang ke teman-teman untuk tidak lari. Suara “rrr” itu masih terus mengiringi.Sudah semakin jauh kami mundur, lama-lama suara oak dan ‘Rrrr’ itu akhirnya menghilang. Kami terus mundur sampai kembali ke pantai tempat kami turun dari kapal. Disini kami bertemu tiga orang yang membawa celurit. Kami cukup tenang melihat ada yang megang senjata, karena kami tidak bawa apa-apa selain kamera dan tripod. kawan saya yang lain cerita tentang macan yang mereka lihat, saya ingat salah satu bapak jawab begini, “oh ada macan? Dimana? Gapapa, disini emang rumahnya, paling itu mau cari makan.” Datar banget ngomongnya! Bapak-bapak ini memang penduduk lokal Sendang Biru yang mau cari kayu bakar. Mereka tidak pernah lihat macan, tapi mereka tahu kalau di Sempu memang banyak macan. Kami kembali masuk ditemani bapak-bapak itu. Kemudian belum sampai
Segara Anakan, mereka pamit memisahkan diri dari kami. Mereka keluar jalur, belok ke kiri, entah kemana, kami ditinggal begitu saja. Kami sudah cukup tenang. Perjalanan pun kami lanjutkan.
Kami terus maju kedepan sampai akhirnya kami melihat semacam danau, jauh di depan. Langkah kami percepat hingga menyentuh pasir putih. Ah, ini dia Segara Anakan!Puas main-main, foto-foto, lompatlompat, selanjutnya kami naik ke karang dan berjumpa dengan Samudra Hindia. Waaaaww.. Keren! Kami senang banget! Sampai juga kami kesini setelah banyak peristiwa yang kami alami. Fuhh..Beberapa puluh menit kami memuaskan diri disana. Lalu mengingat kami janjian dengan nelayan untuk kembali, maka bergegaslah kami kembali ke bibir pantai Sempu. Alhamdulillah tidak ada apaapa disepanjang perjalanan pulang kami. Sampai kembali ke bibir pulau, tak lama kemudian kapal nelayan yang mengantar kami datang, kembalilah kami ke Sendang Biru. Bertemu lagi dengan polisi hutan dan kami ceritakan pengalaman kami,
termasuk pertemuan kami dengan macan. Dikira akan heboh, ternyata mereka hanya tertawa-tawa mendengar cerita kami. Padahal waktu itu serasa mau mati rasanya! Huff.. Saya ingat satu kutipan yang bisa menggambarkan pengalaman tak terlupakan ini : It’s not about the destination, it’s about the journey! Bukan Sempunya yang luar biasa, namun perjalanan kami menuju dan selama disana, itulah yang luar biasa!

“Serasa Berada di LN Padahal Di Pare”


FOTO-FOTO ENGLISH LOGAT JAWA
Orang Bilang Kampung Inggris

Denah Lokasi

Welcome To English Village

English

Oxford

Suasana Jalan Kampung Pare

Jalanan Pare

Proses Belajar


Belajar

DI WARUNG KECIL yang jualannya gak jauh-jauh dari tahu-tempe-telur, ada anak muda lokal –maksudnya lokal Indonesia, kan muka sama setelannya ketebak tuh- ngobrol pakai Bahasa Inggris. Gak lama kemudian, datang kawannya ngajak ngobrol Bahasa Arab. Dia nyahut juga. Pas selesai makan, dia pamit cabut sama ibu penjaga warung “Suwun nggih, Bu… Itu bukan cerita bohongan. Yang lebih edan lagi, itu bukan kejadian di kota yang biasanya tingkat penguasaan bahasa asingnya lebih oke. Itu ada di Pare, nama sebuah kecamatan yang masuk wilayah Kediri, Jawa Timur.

Di sini ada ribuan orang yang belajar bahasa asing, utamanya Inggris, makanya dibilang Kampung Inggris atau Kampung
Bahasa.Awalnya, sekitar tahun 1970-an,ada seorang kiai yang menguasai sembilan bahasa, namanya Kiai Ahmad Yazid. Salah
satu muridnya bernama Kalend Osein yang kemudian buka kursusan yang sekarang jadi kursusan tertua dan terbanyak muridnya:BEC (Basic English Course) pada tahun 1977.Makin banyak kursusan berarti makin banyak murid. Makin banyak murid berarti makin banyak perlu kosan dan tempat makan . Perbanyakan itu masih berlangsung sampai sekarang.Nama Pare sendiri ada sejarahnya.Waktu zaman Majapahit dulu, Pare sering jadi tempat palerenan alias istirahat. Mungkin kepanjangan kalau ngomong palerenan, akhirnya disingkat jadi Pare.Buat yang biasa tinggal di kota-kota besar, wilayah pertanian kayak Pare ini bisa bikin tenang. Pemandangan esmud naik BMW berubah jadi santri berpeci dan bersarung naik ontel. Semuanya jadi serba sederhana.Jalan utama dari sentra kursusan Pare adalah Jalan Anyelir. Persaingan terasa
kental di sepanjang jalan ini. Kadang muncul kursusan baru, setahun kemudian hilang, ada yang baru lagi, hilang lagi. Tempat makan harus murah kalau mau bertahan di Anyelir. Kosan juga harus jaga kualitas, punya harga bersaing, dan kalau bisa punya kelebihan dibanding kosan lain. Itu kalau mau bertahan di Anyelir. Begitu sesaknya Anyelir.Kebanyakan ke Pare memang mau belajar Bahasa Inggris, tapi di sini juga ada lembaga kursus Bahasa Arab, Jepang, Mandarin, dan Korea. Banyak juga loh kursus komputer, kursus menjahit, sampe kursus nyetir juga ada.

NAMA PARE SENDIRI ADA
SEJARAHNYA. WAKTU ZAMAN MAJAPAHIT DULU,
PARE SERING JADI TEMPAT
PALERENAN ALIAS ISTIRAHAT
Kursusan
Ada puluhan kursusan di Pare, dari yang cuma punya satu ruang belajar sampai yang punya belasan, dari yang gurunya cuma satu sampai yang punya puluhan, dari yang baru berumur beberapa bulan sampai yang puluhan tahun, dari yang duduknya lesehan di bilik bambu sampai yang model kelas standar kuliahan. Untungnya mereka punya kesamaan, sama-sama buka kelas tiap tanggal 10 dan 25.Banyaknya kursusan ini bakal membingungkan siswa yang baru datang dan belum tahu apa-apa tentang Pare. Baru jalan sebentar, nemu plang kursusan baru lagi, jalan sebentar lagi, nemu lagi. Apalagi kalau ke Pare mau belajar apa, wah, makin bingung Tak-tik pemilihan kursusan itu bagusnya mempertimbangkan dua hal: target capaiannya apa sama rencananya berapa lama di Pare. Setelah itu, baru deh ada pilihan yang makin sempit. Di Pare gak ada badan khusus yang menentukan kursusan X itu yang paling bagus.Tapi omongan yang beredar sudah cukup kok buat jadi pegangan.Beberapa contoh omongan yang beredar: Kalau mau belajar ngomong ya di Daffodils. Kalau mau belajar Pronunciation itu di Marvelous atau Eminence. Mau bisa Grammer itu ke Kresna, Smart, atau Elfast. Mau kegarap semuanya, bisa masuk BEC, tapi di BEC ini perlu waktu sekitar 6 bulan.Setelah milih kursusan, sekarang milih program apa yang diambil. Tiap kursusan di Pare punya beberapa program, tapi gak jauh-jauh dari ini: speaking, pronunciation, grammer, vocab, TOEFL, IELTS, writing, dan translation.Speaking itu belajar ngomong. Pronunciation itu belajar pengucapan yang benar. Grammer itu belajar aturan-aturan bahasa tulis. Vocab itu memperbanyak perbendaharaan kata. TOEFL dan IELTS itu buat yang mau ningkatin skor. Writing itu buat yang mau belajar menulis in English. Translation itu belajar ngartiin teks berbahasa Inggris.Sering kali, tiap program dipecah jadi beberapa, misalnya speaking 1, speaking 2, atau malah ada vocab 1, vocab 2, vocab 3, vocab 4. Itu mah suka-suka pemilik kursus sannya aja. Makin tinggi angkanya berarti makin tinggi juga levelnya.
Pemilihan program itu tergantung dari berapa lama kita mau di sana. Katakanlah mau fokus ningkatin skor TOEFL. Kalau punya waktunya cuma sebulan, ya bisa langsung ambil program TOEFL yang kerjaannya scoring (ngerjain soal TOEFL) terus. Kalau punya waktu dua bulan, bisa ambil PreTOEFL dulu sebelumnya. Kalau punya tiga bulan, bisa ambil program basic grammer di bulan pertama, sebelum masuk ke PreTOEFL dan TOEFL. Waktu yang kita punya itu pengaruh banget sama program yang mau diambil
Beberapa kursusan punya program yang sering laris manis, jadi mendingan daftar beberapa hari sebelum mulai masuk
kelas. Tapi ada juga program yang sepi peminat, malah kadang kelasnya dibatalin dan duit dibalikin karena muridnya terlalu sedikit. Gak balik modal, brur.Amannya sih, hubungi dulu kursusannya (mayoritas kantor kursusan pakai
telepon buat komunikasi, bukan email),booking duluan, kalau perlu transfer uangnya. Jadi pas ke Pare gak perlu kuatir kehabisan kursi.Biaya kursus bervariasi, tergantung kursusan, lamanya kursus, dan seberapa bagus programnya.
program speaking 1 bulan (sehari 2 kali masuk) harganya rata-rata Rp 100 ribu – Rp 175 ribu. Program grammer 1 bulan (sehari 2/3 kali masuk) harganya Rp 100 ribu – Rp 200 ribu. Biasanya, orang ngambil minimal 2 program sehari, itu berarti dia punya sekitar 5 kelas sehari.
Kosan
Kosan ada dua jenis, English Area (EA; atau kadang disebut camp) dan non-EA (kosan biasa). Bedanya, satu, EA wajib pakai Bahasa Inggris di lingkungan kosan. Ada EA yang tegas sampai kasih sanksi sekian rupiah buat yang ngomong Bahasa Indonesia, ada juga yang gak tegas sama sekali.Dua, di EA ada tutor yang stand by dijadikan tempat bertanya penghuni kos dan juga ada program regular yang biasanya itu habis subuh dan malam. Tiga, EA lebih mahal (Rp 200 ribu – Rp 400 ribu per bulan) dibanding Non-EA (Rp 100 ribu – Rp 200 ribu). Empat, privasi di EA lebih gak terjaga.Kosan Non-EA kebagi dua jenis juga.
Ambil contoh Kosan Trijaya di Jalan Anyelir. Dia punya 26 kamar yang rata-rata berukuran 2,75 x 3 m, di dalamnya ada kasur dan lemari. Sistem penyewaannya itu perkamar, bukan per orang. Dan harus disewa bulanan, gak boleh cuma dua minggu.Harga kamar macam-macam, antara Rp 250 ribu sampai Rp 350 ribu. Maksimal 2 orang dalam 1 kamar. Selain biaya kos, ada juga biaya buat indovision, air minum, gas, dan iuran RT, itu total Rp 25 ribu/kepala/bulan.
Perlu Duit Berapa?
Coba aja dikalkulasi, yang jelas pengeluaran utamanya itu buat uang kursus, kosan, sama makan. Katakanlah dia ambil
rata-rata. Kursus Rp 300 ribu, kosan Rp 150 Pertama,ribu, makan Rp 360 ribu, jadi totalnya Rp 810 ribu per bulan Kalau dia mau sewa sepeda berarti nambah lagi antara Rp 50 ribu – Rp 80 ribu. Kalau suka dandan berarti tambah lagi uang
bedak. Kalau suka nelepon pacarnya di Perancis, nambah uang interlokal. Kalau suka pelihara iguana, berarti nambah uang pelihara iguana.

TIGA AKSES UTAMA menuju Pare itu lewat Jombang, Kediri, dan Malang. Buat yang pakai pesawat, bisa cari penerbangan ke
Bandara Juanda (Surabaya), naik Damri ke Terminal Bungurasih (Rp 25.000), lanjut ke Kediri atau bisa langsung ke Pare, naik Bus Rukun Jaya, Rp 25.000 (turun di perempatan Tulungrejo).

Dari Jakarta:
-Kereta ekonomi Brantas, Rp 45.500, 16 jam; pk 15.45 dari Stasiun Tanah Abang.-Kereta ekonomi Matarmaja, 15 jam; pk
13.55 dari Stasiun Senen.-Kereta bisnis Senja Kediri, sekitar Rp 200.000, 13 jam; pk 15.00 dari Stasiun Senen.
-Bus Lorena atau Rosalia Indah.
2. Dari Bandung :
-Kereta ekonomi Kahuripan, Rp 35.000, 16 jam; pk 19.15 dari Stasiun Padalarang.-Kereta ekonomi, bisnis, eksekutif Malabar, 14 jam; pk 15.30 dari Stasiun Bandung.
3. Dari Jogja:
Kereta ekonomi Kahuripan, Rp 24.000, enam jam; 5.10 naik dari stasiun Lempuyangan.
4. Dari Semarang:
Kereta ekonomi Brantas, Rp
30.000, 7 jam; dari Stasiun Poncol

Menuju Jombang
1. Dari Jakarta:
– Kereta ekonomi Gaya Baru Malam Selatan, Rp 35.000, 15 jam; pk 12.12 dari Stasiun Pasar Senen.
– Kereta bisnis Bangunkarta, 14 jam; pk 16.00 dari Stasiun Pasar Senen.
– Bus ekonomi Jakarta-Solo, Rp 80.000, 12 jam, lanjut bus ekonomi Solo-Surabaya (turun Jombang), Rp 23.000, 5 jam.
2. Dari Bandung:
– Kereta ekonomi Pasundan, Rp 42.000, 15 jam; pk 7.30 dari Stasiun Kiara Condong. Risikonya, gak ada angkutan umum Jombang-Pare di atas jam 8 malam.- Kereta bisnis Mutiara Selatan, Rp 165.000
sampai Rp 175.000, 12 jam; pk 17.00 dari Stasiun Bandung.
3. Dari Jogja:
– Kereta ekonomi Gaya Baru Malam Selatan, 6 jam; pk 21.32 dari Stasiun Lempuyangan.
– Bus Ekonomi, Rp 30.000, 6 jam, berangkat tiap jam.
4. Dari Semarang:
Bus eksekutif Semarang-Solo (Rp
20.000, 2 jam) lanjut Bus ekonomi SoloJombang (Rp 23.000, 5 jam)

Menuju Malang

1. Dari Jakarta:
Kereta ekonomi Matarmaja, Rp
51.000, 19 jam; pk 14.00 dari Stasiun Senen.
2. Dari Bandung:
Kereta Malabar Ekspres, 17 jam; pk
15.30 dari Stasiun Bandung

Menuju Pare 1. Dari Kediri (25 km):
– Dari stasiun: naik becak dulu ke Kantor Pos Kediri (paling mahal Rp 10.000, 10 menit), lanjut naik Colt jurusan Kediri-Pare (ada tanda huruf P di depan), 1 jam, Rp 7.000.
– Dari terminal: Bus Puspa Indah jurusan Kediri-Malang (bilang turun di BEC), 1 jam, Rp 5.000. Atau naik colt seperti di atas.
2. Dari Jombang (30 km):
– Dari stasiun: naik becak atau jalan ke lampu merah (depan kampus AMIK Jombang), lanjut naik bus Harapan Jaya atau
Surya Indah (jurusan Surabaya – Kediri/
Trenggalek ; bilang turun Perempatan Tulungrejo), 1 jam, Rp 6.000.
– Dari terminal: Colt jurusan Jombang-Pare,
1 jam, Rp 8.000.
3. Dari Malang (80 km):
Bus Puspa Indah jurusan Malang-Kediri, 3 jam, Rp 15.000.
Note: di Pare, tempat turun yang enak itu di Garuda Park (semacam tugu di perempatan), masjid An-Nur, BEC, Lampu Merah
Tulung Rejo, atau Pasar Tulung Rejo. Dari tempat-tempat ini ada becak, nego aja, tarif antara Rp 3.000 – Rp 8.000 tergantung kos atau tempat kursus tujuan.

Rekomendasi Kosan
English Area/camp (ada tutor dan program pagi malam):
Rp 200.000 – Rp 400.000/orang/bulan. Beberapa pilihan:
1. Logico (Jl Brawijaya 20; mepet kursusan Logico), khusus perempuan, 30 kamar (@ 1-5 orang, tergantung ukuran kamar), Rp 195.000/orang. Recommended buat perkuat TOEFL dan Grammer.
2. Elfast (Jl Kemuning; mepet gedung Elfast), khusus laki-laki, 14 kamar (@ 4 orang), Rp 200.000/orang. Ruangan luas, kasur satu orang satu. Highly recommended perkuat TOEFL dan Grammer.
3. Alfalfa (Jl. Gelagah), 2 camp lelaki, 1 camp perempuan, Rp 220.000/orang, include wifi, Indovision, Jawa Pos. Highly recommended perkuat speaking.
4. Eminence (Office: Jl Kemuning), 5 camp lelaki dan perempuan, Rp 450.000 Recommended perkuat speaking.
5. Access-es (Jl Dahlia 26), 7 camp lelaki dan perempuan, Rp 550.000/orang (lebih mahal karena dapat 4 program). Recommended perkuat speaking.
6. Adawiyah (Jl Anyelir; dekat Mahesa), khusus perempuan, 14 kamar (@ 2-3 orang), Rp 150.000/orang. Ada biaya tambahan buat yang bawa peralatan listrik.
Non-English Area:
Rp 100.000 – Rp 200.000/orang/bulan. Beberapa pilihan:
1. Trijaya (Jl Anyelir), khusus lelaki, 26 kamar, Rp 250.000 – Rp 350.000/kamar. Satu kamar bisa diisi 2 orang. Ada biaya tambahan Rp 25.000/orang/bulan untuk indovision, air minum, dan gas.
2. Saigone (Jl Dahlia; dekat Kresna dan Access), khusus lelaki, sekitar 40 kamar (@ 2-3 orang), Rp 450.000/kamar. Tempat sangat bersih.
3. Bali House (Jl Dahlia; dekat Kresna dan Access), khusus perempuan, 5 kamar (@ 4 orang), Rp 175.000/orang.
4. LMA (Jl Brawijaya 4; pinggir jalan besar, dekat pertigaan Jl.Anggrek), khusus perempuan, 11 kamar (@ 2-3 orang, kalau lagi rame bs lebih), Rp 100.000 – Rp 150.000/orang. Bawa laptop kena Rp 25.000/bulan. Harus sewa sepeda di sini (Rp 70.000/bulan).

Total ada 50 kursusan di Pare, tapi banyak yang timbul dan tenggelam. Berikut beberapa yang ternama:
1. BEC. Recommended buat yang betul-betul dari nol dan punya waktu lebih dari 6 bulan.
Pendaftarannya ada jadwal khusus dan biasanya rebutan.
2. Daffodils. Juaranya speaking. Kelas unggulannya Public Speaking. Salah satu ownernya
(Indah) yang juga ikut mengajar sekaligus pemilik Camp Alfalfa, pernah jadi wakil Indonesia
dalam Toastmasters International.
3. Elfast (saudaraan dengan Logico). Recommended buat grammer. Kelas unggulannya writing
dan translation.
4. Kresna. Recommended buat grammer. Kelas unggulannya Planet English.
5. Smart. Recommended buat grammer. Ada placement test sebelum masuk.
6. Mahesa. Dulu ini kursusan top, tapi terlihat makin kurang peminatnya. Pemilik Mahesa yang
awal mencar bikin kursusan sendiri-sendiri.
7. Marvelous. Recommended buat pronunciation. Ownernya (Tantowi) yang juga ikut mengajar, pernah di Amerika 5 tahun.

Hunting Santapan Makanan
Ketan

Pecel

Es Tebu

Penjual Es Tebu

Gak ada makanan yang bener-bener khas Pare. Biasa aja, kayak makanan yang ada di Jawa Timur pada umumnya. Yang gak biasa di sini adalah, harganya murah banget!Dan ada beberapa jenis penganan
yang di sini jauh lebih gampang dapatnya, misalnya pecel dan ketan.
Ketan
Mau yang pakai susu apa yang pakai bubuk kedelai? Dua pilihan itu sama-sama harganya cuma Rp 1.500 sepiring kecil atau
Rp 3.000 sepiring besar (mirip porsi makan siang). Isinya simple banget, cuma ketan biasa terus dikasih susu kental manis di atasnya. Biasanya orang pesan yang porsi kecil karena rasanya gimana gitu kalau makan ketan pagi-pagi sepiring besar. Ketan ada dari pagi sampai sore. Sayangnya, gak ada yang jual di daerah Anyelir. Adanya di dekat Daffodils. Warungnya itu di tengah sawah yang biasa ditanami jagung. Bonusnya, sambil makan ketan bisa dapat
angin semilir khas Pare.Sebetulnya buka warungnya jam 6 pagi, tapi kadang sebelum itu orang sudah banyak yang antri, jadi ibu pemilik warungnya gak tega mungkin ya, akhirnya sering dibuka lebih awal.

Pecel
Makanan yang satu ini Jawa banget.Nasi ditabur sayuran, lalu dilumeri sambal kacang. Biasanya dimakan bareng tahu
tempe dan kerupuk rempeyek. Satu piring berkisar antara Rp 2.500 sampai Rp 4.000.Hampir tiap rumah makan jual pecel.
Di beberapa warung makan, ada sambal tumpangnya. Sambal tumpang ini beda-beda tipis sama sambal pecel. Kalau sambal pecel, bahan utamanya kacang tanah, kalau sambal tumpang pakai kacang kedelai.Walaupun gak seterkenal pecel Madiun, pecel di Pare ini ramai juga peminatnya. Kelihatannya karena lima hal, pertama murah! Kedua, murah. Ketiga, murah. Keempat, karena si pemilik warung mau bikin pecel.Kelima, karena si lapar mau pesan pecel.

MENU LAIN
Selain semua jajanan di atas itu, adambeberapa lagi yang oke untuk dicoba:
1. SATE BEKICOT
Wajar ya, di sini kan daerah pertanian yang pasti banyak bekicotnya. Bisa dicari di beberapa rumah makan atau di alun-alun. Satu bungkus (sekitar 10 tusuk) Rp 6.000.
2. KOPI BRONTOSENO
Mini kafe yang lumayan eksklusif (di kelas Pare). Ada daerah pertokoan, sebelah kanan sebelum alun-alun.
3. MADU
Di sini banyak peternak madu. Kalau mau cari yang asli, beli di tempat jual madu yang gak pindah-pindah, jadi kalau mau complain gampang.Nggak cuma makanan, minuman menyegarkan juga bisa kamu peroleh di sini seperti susu segar dan es tebu
Susu
Di kota-kota besar, susah loh cari susu murni. Apalagi di Jakarta, mungkin ada, tapi harganya mahal dan ada indikasi
dioplos. Seliter susu murni di Jakarta itu bisa Rp 15 ribu. Susu murni bermerk yang sudah ada di swalayan harganya sekitar Rp 12 ribu seliter.
Di Pare, seliter cuma Rp 8 ribu. Segelas kecil (250 ml) itu Rp 2 ribu dan segelas besar (sekitar 400 ml) harganya Rp 3 ribu.
Jauh lebih murah dan lebih fresh. Dibilang fresh karena diperas sekitar jam 3 pagi, dan sudah stand by dijual sekitar 5.30 pagi. Biasanya jam 9 pagi sudah gak ada lagi.Harga segitu itu sudah susu murni dicampur madu, tentu pakai dicampur madu, tentu pakai gula kalau mau. Banyak penjual yang kadang nambahin pilihan STMJ (Susu Telur Madu Jahe). Kita bisa request supaya susu kita ditambah telur, madu, dan jahe. Yang jelas harganya nambah.Penjual susu murni biasa mangkal di alun-alun, atau yang dekat itu dari Garuda ke timur (arah alun-alun) sekitar 100 meter, ada di sebelah kanan. Nama yang jual Mas Sis. Dia belum kawin dan biasa ngajak ngobrol pakai Bahasa Inggris, walau yang ditanyain ituuuu itu aja, dan walau dia sering gak ngerti jawaban lawannya. Tapi dia tetap ketawa kok, biar disangka ngerti kali ya,
hehe.
Susu kedelai gak kalah ramainya di Pare. Yang ini lebih gampang dicari dan ada sepanjang hari. Di warung-warung makan
juga sering ada. Tapi yang enak itu minum susu kedelai malam-malam. Di sepanjang Jalan Brawijaya atau Jalan Pahlawan banyak yang buka lapak dari sore, jualan susu kedelai (gak jual susu sapi).Es Tebu Jawa Timur itu provinsi produsen
tebu terbesar di Indonesia. Itu kenapa di Pare banyak tukang jualan es tebu. Segelas harganya cuma seribu perak! Ada juga yang nyeleneh jual es tebu bakar, yang ini harganya Rp 1.500.Minuman ini biasanya pagi sama malam susah dicari. Memang enaknya minum es tebu ini siang-siang. Apalagi Pare ini kalau siang panasnya amit-amit.Si penjual es tebu punya mesin giling sendiri. Dia modalnya batangan tebu sama mesin giling tebu. Setelah digiling, airnya diambil terus ditambah es sebelum diminum pengunjung.. Segar dan banyak yang cari. Mau cari es tebu di Pare itu gampang. Hampir di tiap jalan ada yang jual.

TIPS LANGKAH PERTAMA
KETIKA PERTAMA KALI TIBA DI KAMPUNG INGGRIS
1. BOOKING KOSAN DAN kursusan sebelum sampai Pare: baca semua isi majalah ini, buat rencana, pilih kursusan dan kosan,
telepon, lalu transfer.
2. Setelah sampai kosan, langsung cari sepeda! Biar ke mana-mana gampang.
3. Kalau agak lama di Pare (2 bulan lebih), mending beli sepeda (Rp 120.000 – Rp 200.000) daripada nyewa (Rp 50.000 – Rp 80.000 per bulan).
4. Datang lebih awal. Supaya, satu, kenal lingkungan, dua, gak kehabisan kursi di program-program unggulan (kalau belum booking).53 54
5. Hindari peak season: Januari, Juni, dan Juli. Waktu-waktu liburan itu, Pare rame banget. Kelas dan kosan jelas jadi rame, gak sekondusif di luar peak season.
6. Waktu mau deal sewa kos, lihat dulu kamarnya, karena terkadang satu kamar kecil diisi sampai 5 orang.
7. Buat membantu pemahaman, baca bukubuku yang berhubungan. Kalau lagi belajar grammer, baca buku Betty Azhar atau Marcella Frank. Tersebar hampir di semua toko
buku Pare.
TIPS
MAYORITAS PENDAPAT ORANG-ORANG
yang baru ke Pare, makanannya murah banget! Sesama pemilik warung saling bersaing menggaet pengunjung, biasanya yang harganya murah yang menang.Pilihan makanannya banyak. Sepertinya belum pernah ada yang mengeluh kehabisan pilihan makanan, ada juga yang mengeluh gak bisa berenti makan, jadi badannya membuntal. Ibunya tanya, kamu
di Pare belajar Bahasa Inggris apa belajar makan sih?
Ini contoh beberapa harga standar Pare:
1. Nasi pecel = nasi + tempe penyet =Rp 3.000
2. Mie Ayam = Rp 3.500
3. Nasi + sayur + telur = Rp 4.000
4. Nasi + sayur + ayam = Nasi goreng =Rp 5.000
Ini harga yang umum. Kalau mau cari,
katakanlah nasi pecel yang Rp 2.500 ya ada,
yang Rp 4.000 juga ada